Para peteni stroberi di Queensland mengatakan bahwa kompetisi untuk memberi hadiah uang bagi pemetik buah telah menyelamatkan hasil panen mereka tahun ini.
Setiap musimnya, negara bagian Queensland memproduksi sekitar 42 persen dari hasil produk stroberi Australia setiap tahunnya, dengan nilai industri keseluruhan adalah $AUD 435 juta tahun lalu.
BACA JUGA: Kereta Cepat Jakarta-Bandung Jadi, Karawang sampai Cimahi Kebanjiran Investasi
Namun dengan penutupan perbatasan internasional karena COVID-19, para petani menghadapi kesulitan mendapatkan para pekerja guna memastikan bahwa tanaman yang mudah rusak ini bisa dipanen tepat waktu.
Jane Richter manajer pemasaran Asosiasi Petani Stroberi Queensland (QSGA) kemudian muncul dengan ide untuk memberikan undian total bernilai Rp1 miliar kepada 10 orang yang mau bekerja sebagai pemetik buah.
BACA JUGA: Kabar Baik untuk Pencari Kerja, Ada Loker BUMN Nih, Yuk Daftar!
"Ketika saya menyampaikan ide ini kepada tim eksekutif bulan Februari lalu, hampir semua yang hadir ternganga tidak percaya dengan ide ini," kata Richter sambil tertawa.
Namun kemudian ada 5 ribu orang yang mendaftar untuk bekerja dan kemudian 2500 orang betul-betul menjadi pemetik stroberi, konsep ini sekarang memetik hasilnya.
BACA JUGA: Jelang Timnas Indonesia U-23 Vs Australia, Ini Pekerjaan Rumah Shin Tae Yong
"Seluruh perkebunan stroberi yang saya tanyai mengatakan promosi yang kami adakan membuat mereka bisa memproduksi lahan dan memanen, sesuatu yang sebelumnya mereka sangat khawatir tidak bisa dilakukan," kata Richter lagi.
Semakin lama seorang pekerja berada di sebuah perkebunan, maka dia akan menjadi lebih banyak poin untuk dimasukkan ke dalam undian, dengan 10 orang akhirnya dipilih sebagai pemenang yang dipilih oleh komputer.
"Berita promosi ini sudah didengar di seluruh Australia, sekarang kami dianggap sebagai yang paling terdepan dalam usaha menarik pekerja," kata Presiden QSGA Adrian Schultz.
Ini semua adalah berita baik di saat musim petik buah di Queensland hampir berakhir. COVID membuat harga stoberi jatuh
Penyerahan hadiah dilakukan di Sandstone Point dimana 10 finalis yang masuk dalam undian hadir dari berbagai daerah.
Untuk mendapatkan hadiah utama $100 ribu, para finalis melakukan 10 permainan dan mereka harus memilih amplop mana yang berisi hadiah terbesar Rp1 miliar tersebut dari 100 amplop yang tersedia.
Tidak seorang pun berhasil mendapatkan hadiah terbesar, namun setiap finalis akhirnya masih mendapatkan hadiah uang masing-masing $1 ribu (sekitar Rp10 juta).
Cherish Ling yang tiba di Austraqlia dari Tiongkok memegang visa WHV sudah bekerja di ladang pertanian TSL Family di Wamuran selama tiga tahun terakhir dan mengatakan 'merasa sangat beruntung' bisa menjadi bagian dari undian.
Ketika nama Cherish Ling muncul pemilik ladang pertanian Laura Wells juga senang.
"Kami semua berteriak kegirangan, adik perempuan saya bahkan menangis," katanya.
"Cherish sudah menjadi bagian dari keluarga kami begitu lama. Kami menyukai dia."
"Saya kira kompetisi ini betul-betul merupakan insentif yang bagus, motivasi bagi mereka yang mungkin tidak tertarik sebelumnya untuk betul-betul mau bekerja."
Bagi Chris Wright dari Wollongong di negara bagian New South Wales yang baru pertama kalinya bekerja sebagai pemetik buah d Queensland, kompetisi untuk mendapatkan hadiah uang itu menjadi salah satu motivasinya untuk kemudian bekerja selama 17 minggu di kebun stroberi Luvaberry.
"Saya sedang menyelesaikan PhD di bidang lingkungan namun karena adanya COVID saya tidak banyak keluar. Jadi saya memutuskan berhenti sementara dari studi dan mencoba sesuatu yang baru sekalian bertualang."
Ketika mobilnya rusak dan harus diperbaiki di bengkel, manajer admin Perkebunan Ashbern Farm Pam Diessler membayangkan akan yang akan dilakukannya bila dia memenangkan hadiah utama Rp1 M tersebut.
"Suami saya dan saya sudah berangan-angan membeli caravan dan melakukan perjalanan kalau kami menang," katanya sambil tertawa.
Zairo Baretto dari Timor Timur dan Ryo Niwa mengatakan akan saling berbagi hadiah uang dengan keluarga dan teman-teman bila mereka menang.
Industri buah-buah beri ini di Australia di masa lalu sering dituduh membayar pekerja asing tidak sesuai dengan upah minimum yang diharuskan.
Serikat Pekerja sudah mendesak kepada Fair Work Commisions guna tidak lagi menetapkan bayaran berdasarkan buah yang dipetik namun berdasarkan jam kerja.
"Pada akhirnya perkebunan yang ikut dalam promosi semuanya adalah mereka yang baik," kata Richter.
"Semua finalis yang terpilih sudah melewaati proses pemeriksaan dimana kami memastikan mereka sudah dibayar sesuai dengan hak mereka."
"Semua perkebunan harus mematuhi aturan yang kami buat dan pada akhirnya ada dua perkebunan yang harus dihentikan karena mereka tidak mematuhi aturan," kata Richter.
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News
BACA ARTIKEL LAINNYA... Australia Mencapai 70 Persen Vaksinasi Penuh COVID-19