Kepala Dinsos Banten Nandy Mulya mengungkapkan, kasus pertama Rudi, pegawai Dinsos Banten yang menemukan kupon undian berhadiah palsu di depan rumah. Sementara kasus kedua menimpa Ukoy, warga Kota Serang yang menemukan kupon undian palsu di salah satu produk kopi kemasan. “Dua kasus ini sudah dilaporkan ke Dinsos Banten,” kata Nandy saat dihubungi wartawan, Minggu (22/7).
Menurut Nandy, undian berhadiah palsu kerap marak saat masyarakat sedang banyak kebutuhan akan uang. Seperti saat tahun ajaran baru sekolah serta menjelang Ramadan dan Idul Fitri. “Selain itu, jika salah satu produk gencar promosi undian berhadiah, oknum tidak bertanggungjawab memanfaatkan dengan melakukan penipuan,” ujarnya.
Modus yang dilakukan penipu bermacam-macam. Namun, kata Nandy, mayoritas hadiah undian yang ditawarkan berupa kendaraan, baik motor maupun mobil. “Untuk meyakinkan warga, penipu mencantumkan tanda tangan pihak perusahaan, berikut pejabat atau pihak kepolisian yang palsu,” ujarnya. Modus paling mudah dikatakan penipuan, kata dia, sejak awal pihak penipu meminta transfer sejumlah uang.
Kabid Bantuan dan Jaminan Sosia (Banjamsos) Emed Hamami menilai, Dinsos Banten perlu menyosialisasikan masalah ini atau meminta masyarakat mewaspadai undian berhadiah palsu, karena khawatir semakin memperbanyak penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). “Jika menemukan kupon undian berhadiah, segera melaporkan ke Dinas Sosial Provinsi Banten atau dinas sosial kabupaten kota, agar diketahui penipuan atau bukan,” ujarnya.
Terpisah, Kasi Pengelolaan Sumber Dana dan Jaminan Sosial (PSDS) Budi Dharma mengatakan, jumlah kasus undian berhadiah palsu dipastikan banyak. Namun sulit terdeteksi karena tidak semua masyarakat melaporkan ke Dinsos Banten maupun kabupaten/kota. “Kasus undian bodong ini banyak, setiap tahun selalu ada laporan ke Dinsos” ujarnya.(run)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penyaluran Pupuk Organik di Sumbar Masih Rendah
Redaktur : Tim Redaksi