Undip-RSUP Dr Kariadi Akhirnya Akui Ada Budaya Perundungan di Pendidikan Dokter Spesialis

Jumat, 13 September 2024 – 23:43 WIB
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Yan Wisnu Prajoko. FOTO: Wisnu Indra Kusuma/JPNN.com.

jpnn.com, SEMARANG - Universitas Diponegoro (Undip) dan Rumah Sakit Umum Pusat Kariadi (RSUP) Dr Kariadi Semarang akhirnya secara terbuka mengakui adanya perundungan dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).

Dekan Fakultas Kedokteran (FK Undip) Yan Wisnu Prajoko mengawali pengakuannya dalam forum sidak yang dihadiri oleh anggota Komisi IX DPR RI Irma Suryani Chaniago di Aula FK Undip Semarang, Jumat (13/9) petang. 

BACA JUGA: Polda Jateng Periksa 17 Saksi di Kasus Kematian dr Aulia Risma PPDS Undip

"Pertama bahwa kami menyadari sepenuhnya, kami menyampaikan dan kami mengakui bahwa di dalam sistem pendidikan dokter spesialis internal kami, terjadi praktik-praktik atau kasus-kasus perundungan dalam berbagai bentuk, dalam berbagai, derajat, dalam berbagai hal," kata Yan Wisnu.

Yan Wisnu mewakili Undip melanjutkan permohonan maafnya secara terbuka atas praktik perundungan yang selama ini telah mengakar hingga menyebabkan kematian mahasiswinya, Aulia Risma Lestari.

BACA JUGA: Update Perundungan PPDS Undip: Keluarga dr Aulia Risma Alami Intimidasi

Permohonan maaf itu ditujukan kepada masyarakat, termasuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Komisi IX DPR RI, dan Komisi X DPR RI.

"Kami memohon maaf kalau masih ada kesalahan kami di dalam kami menjalankan proses pendidikan, khususnya kedokteran spesialis ini," ujar Yan Wisnu.

BACA JUGA: Keluarga dr Aulia Risma: PPDS Undip Bobrok, Kaprodi Harus Tanggung Jawab

Ia pun memohon arahan kepada berbagai pihak untuk melakukan pembenahan dalam proses pendidikan agar bermartabat, dan bermanfaat bagi negara.

Termasuk, Yan Wisnu berharap pemerintah tidak menghentikan izin menggelar program pendidikan dokter spesialis di FK Undip Semarang.

"Ketiga, kami mohon dukungan dari pemerintah dan masyarakat, untuk kami dapat melanjutkan proses pendidikan kedokteran spesialis di FK Undip, khususnya program studi anestesi dan perawatan intensif," ujarnya.

Senada dengan Yan Wisnu, Direktur Layanan Operasional RSUP Dr Kariadi Semarang Mahabara Yang Putra yang membenarkan adanya perundungan di PPDS.

"Ini masalahnya adalah ketika ada oknum-oknum. Oknum tadi yang melakukan sebuah perundungan, memanfaatkan posisinya dia merundung, melakukan pemerasan terhadap adik kelasnya," katanya.

Meski telah terbuka mengakui, dia menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian yang penyelidikan kasus perundungan yang menyebabkan mahasiswi Aulia Risma Lestari meninggal dunia.

"Itulah yang sedang jadi masalahnya. Jadi perundungan itu memang ada itu oknum yang sedang dicari," katanya.

Sementara itu, Legislator Irma Suryani Chaniago menyebut persoalan yang sedang melilit Undip dan RSUP Dr Kariadi telah menemukan titik terang setelah muncul pengakuan adanya praktik perundungan.

Selanjutnya, politikus Partai Nasdem itu mengatakan langkah yang harus diambil adalah pembenahan oleh RSUP Dr Kariadi dan Undip terkait pendidikan dokter spesialis.

Mulai dari tata kelola, jam belajar, pendistribusian mahasiswa PPDS hingga poin utamanya adalah menghilangkan perundungan sampai ke akar-akarnya.

"Jangan jadi perundung, kalau itu dilakukan akan berdampak pada masyarakat, ini harus dibenahi, dan ini menjadi pembelajaran bagi rumah sakit di Indonesia," katanya.(mcr5/jpnn)


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Wisnu Indra Kusuma

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler