Ungkap Krisis Global di Depan Mata, Gubernur Khofifah: IKI Jawabane Jatim

Rabu, 12 Oktober 2022 – 20:54 WIB
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat upacara peringatan HUT Ke-77 Jatim di Gedung Negara Grahadi, Rabu (12/10). Foto: Humas Pemprov Jatim

jpnn.com, SURABAYA - Ancaman krisis global makin nyata, bahkan IMF mengingatkan ada risiko awan gelap ekonomi pada 2023.

IMF menyebutkan negara yang menyumbang ekonomi terbesar dunia akan mengalami kontraksi.

BACA JUGA: Lepas Keberangkatan Kafilah Jatim ke MTQ Nasional, Gubernur Khofifah Berharap Ini

Lantas seperti apa jurus Jawa Timur (Jatim) menghadapi ancaman tersebut? Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyebut ada tiga strategi yang dipersiapkan untuk menghadapi situasi tersebut, yaitu inisiatif, kolaborasi, dan inovasi atau yang disingkat IKI.

“Di hari jadi ke-77 Jatim, saya mengajak seluruh masyarakat untuk mengembangkan kembali daya inisiatif kita, kolaborasi, dan inovasi di tengah zaman yang terus bergerak. “IKI” Jawabane Jatim menjawab ancaman di hadapan kita,” ungkap Khofifah saat Upacara Peringatan HUT Ke-77 Jatim di Gedung Negara Grahadi, Rabu (12/10).

BACA JUGA: Jatim Fair 2022, Gubernur Khofifah: Semoga UMKM Tembus Pasar Ekspor

Khofifah menjabarkan inisiatif adalah pendekatan atau jalan baru yang segar untuk menghadapi segenap persoalan. 

Kolaborasi adalah kehendak kuat yang diterjemahkan dalam tindakan nyata untuk bekerja sama dengan berbagai pihak dalam menyelesaikan masalah. 

BACA JUGA: Peringati Hari Jadi Ke-77 Jatim, Gubernur Khofifah Berziarah ke Makam Pendahulunya

Sementara itu, inovasi adalah implementasi praktis dari suatu idea yang baru untuk menyelesaikan persoalan.

Menurut Khofifah, IKI cukup ampuh menghadapi kondisi global jika diterapkan secara konsisten dan berkelanjutan di seluruh bidang kehidupan. 

Pergerakan gagasan, jasa, barang, perdagangan, data, dan informasi adalah keniscayaan umat manusia.

Komunitas politik negara atau provinsi sanggup menyatupadukan inisiatif, kolaboratif, dan inovasi sebagai daya cipta warganyalah yang dapat tetap hidup dan mengembangkan kehidupan ekonomi, politik, dan sosial budaya lebih manusiawi.

Khofifah memaparkan, usai Pandemi Covid-19, ini seluruh negara menghadapi ancaman baru, krisis pangan, energi, serta keuangan, bahkan resesi dunia.

Khofifah menjelaskan, untuk menghadapinya, Jawa Timur perlu melakukan perubahan cara pandang, cara kerja, sikap, mental, dan aksi. 

Perubahan itu adalah sebuah semangat zaman. Perubahan itu harus berjejak pada transformasi karakter bangsa yang di dalamnya mengandung dimensi-dimensi karakter inisiatif, kolaborasi, dan inovasi.

“Indonesia punya banyak contoh karakter yang menginspirasi dan memiliki karakter IKI. Insyaallah, Jawa Timur, Indonesia bisa lolos dari ancaman resesi dan berbagai krisis lain. Indonesia punya modal sosial yang kuat, semangat gotong royong yang luar biasa, bahu-membahu, tolong-menolong,” ujarnya.

Jatim Jadi Game Changer

Khofifah menegaskan, jika karakter IKI sangat kuat, Jawa Timur mampu menjadi game changer atau pengubah permainan atau keadaan. 

Sosok game changer inilah yang menjadi penentu saat tengah berada di persimpangan antara maju dan mundur, antara hidup dan mati, dinamis atau statis.

“Saya mengajak seluruh masyarakat Jatim, lintas generasi, lintas bidang, lintas kemampuan, lintas disiplin ilmu, lintas instansi, lintas organisasi, untuk terus bergerak. Mengambil peran yang positif, produktif, dan inovatif, menjadi sosok-sosok game changers baru,” tuturnya.

Khofifah juga menyampaikan berbagai prestasi yang diraih Jawa Timur selama di bawah kepemimpinannya. 

Selama periode Februari 2019 sampai saat ini, Pemprov Jatim berhasil meraih 198 penghargaan, baik internasional, nasional, maupun regional.

Selain itu, pascapandemi Covid-19, perekonomian Jawa Timur cepat bangkit di atas rata-rata nasional.

Jawa Timur juga makin memperkuat predikatnya sebagai Provinsi Lumbung Pangan Nasional dengan keberhasilannya meraih status sebagai Provinsi dengan produksi padi Nomor 1 Nasional yaitu sebesar 9,94 Juta Ton gabah kering giling.

Dalam hal pertumbuhan ekonomi inklusif yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan menurunnya angka kemiskinan. 

Pada Maret 2021-Maret 2022, penurunan kemiskinan Nasional sebanyak 391.400 jiwa (28,3 persen) merupakan capaian penurunan tertinggi di antara semua provinsi di Indonesia.

Penurunan kemiskinan tersebut seiring dengan meningkatnya status kemandirian desa dari 2021 sebesar 697 Desa Mandiri menjadi 1.490 pada 2022 atau meningkat 113,77 persen.

Gubernur Khofifah juga menjelaskan capaian prestasi pembangunan di Jawa Timur ini merupakan hasil kerja keras semua elemen strategis di Jawa Timur.

Khususnya DPRD Jawa Timur, Forkopimda Jatim, bupati/wali kota se-Jatim, perguruan tinggi, media, tokoh agama, pelaku dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi, instansi vertikal, dan semua warga Jawa Timur. (mrk/jpnn)


Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler