jpnn.com - JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hari ini (25/5) menjadwalkan pemeriksaan terhadap staf ahli Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Sahala Lumban Gaol. Sahala yang juga komisaris di Pertamina, akan diperiksa terkait dugaan suap dari perusahaan Inggris, Innospec Ltd dalam proyek pengadaan bensin tetraethyl lead (TEL) di Pertamina pada tahun 2004-2005.
"Dia akan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka SAM (Suroso Atmomartoyo)," kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK, Priharsa Nugraha saat dikonfirmasi, Senin (25/5).
BACA JUGA: Kejagung: Sudah Dieksekusi, Register 40 Kewenangan Kemenhut
Anak buah Menteri BUMN Rini Soemarno itu merupakan satu-satunya saksi yang diperiksa KPK untuk kasus Innospec hari ini. "Keterangan dia dibutuhkan untuk pemberkasan kasus ini oleh penyidik," terang Priharsa.
Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan dua orang tersangka. Yakni mantan Direktur Pengolahan PT Pertamina Persero, Suroso Atmomartoyo dan Direktur PT Soegih Interjaya Willy Sebastian Lim.
BACA JUGA: PKS Dukung Usul PKB soal Kasus Beras Plastik
Willy diduga mengalirkan uang suap dari perusahaan Innospec kepada dua mantan pejabat di Indonesia. Fulus pelicin itu diserahkan Willy kepada Suroso dan mantan Dirjen Minyak dan Gas Kementerian ESDM, Rahmat Sudibyo. Suap ini dimaksudkan agar TEL tetap digunakan dalam bensin produksi Pertamina yang kala itu dipimpin Ari Soemarno, kakak kandung Menteri BUMN Rini Soemarno.
Suroyo ditetapkan jadi tersangka pada akhir November 2011 lalu. Ia dijerat dengan Pasal 12 huruf a atau b dan atau Pasal 11 UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang pemberantasan Tipikor.
BACA JUGA: Sibuk Urus Negara, Jokowi Batal Ketemu Mahasiswa
Sementara Willy resmi menjadi tersangka KPK pada tanggal 2 Januari 2012 silam. Dia dianggap melanggar Pasal 5 Ayat 1 huruf a dan b, Pasal 13 UU Nomor 20/2001 tentang Pemberantasan Tipikor.(dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Alhamdulillah... Katanya Divonis Mati di Saudi, TKI Ini Akhirnya Pulang ke Banyuwangi
Redaktur : Tim Redaksi