Uni Fahira sebut Situs Skandal Sandiaga Melecehkan Polisi

Jumat, 28 September 2018 – 22:13 WIB
Wakil Ketua Komite III DPD RI Fahira Idris saat konferensi pers di Press Room Gedung Nusantara III Komplek Parlemen, Jakarta, Rabu (21/6). Foto: Humas DPD RI

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komite I DPD Fahira Idris meminta Polri mengungkap operator dan dalang di balik situs yang berisi fitnah atau hoaks terhadap calon wakil presiden Sandiaga Uno.

Meskipun, situs tersebut sudah ditakedown, respons cepat dan pengusutan secara proporsional penting agar kampanye Pilpres 2019 berlangsung sejuk.

BACA JUGA: Cegah Aksi Pembalasan, The Jakmania Silaturahmi dengan Polri

Menurut Fahira, proporsionalitas termasuk kecepatan mengungkap pelaku penyebar hoaks yang menyasar capres dan cawapres, menjadi salah satu prasyarat agar kampanye Pilpres 2019 berlangsung sejuk, mengembirakan, ajang pendidikan politik yang baik bagi rakyat.

“Operator dan ‘otak’ dari penyebar fitnah lewat situs abal-abal kepada cawapres Sandiaga Uno harus segera terungkap," kata Fahira, Jumat (28/9) di gedung DPR, Jakarta.

BACA JUGA: KemenPAN-RB Melibatkan Polri untuk Pengamanan Tes CPNS 2018

Senator dari DKI Jakarta itu mengatakan jika tidak cepat terungkap, kampanye pilpres akan suram karena didominasi oleh kampanye hitam.

"Saya yakin situs-situs hoaks seperti ini akan jadi ‘jamur di musim hujan’ jika kepolisian tidak cepat menangkap pelakunya,” ungkapnya.

BACA JUGA: Polisi Kesulitan Ungkap Aktor di Balik Skandal Sandiaga

Menurut Fahira, munculnya situs hoaks yang memfitnah pribadi Sandiaga adalah pelecehan terhadap institusi penegak hukum. Situs hoaks ini seakan ‘menantang’ Polri yang sebelum kampanye pilpres berlangsung sudah memberi peringatan keras kepada siapa saja untuk jangan coba-coba menyebar hoaks dan ujaran kebencian.

“Kalau sudah buat situs khusus, artinya mereka terorganisir dan ada penyandang dananya," katanya.

Keseriusan Polri dapat dilihat dari dikuatkannya Satgas Nusantara yang akan bekerja penuh selama masa kampanye untuk menangkal hoaks hingga kampanye suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Fahira yakin, Polri punya semua sumber daya untuk membongkar dan menangkap ‘otak’ di balik situs hoaks ini. "Dan ini sudah dibuktikan Polri dengan cepat mengungkap kasus-kasus sejenis sebelumnya,” papar Fahira yang menjadi caleg DPD dari DKI Jakarta 2019 ini.

Pengungkapan kasus situs hoaks dan fitnah yang menimpa Sandiaga menjadi ujian bagi komitmen kepolisian untuk tegas kepada semua pelaku. Yang terpenting menjadi pembuktian komitmen Polri untuk menjaga kampanye pilpres berlangsung sejuk.

“Saya tidak ingin ada persepsi di masyarakat bahwa jika kasus hoaks yang menimpa kubu oposisi prosesnya lamban," katanya.

Fahira menyakini Polri sangat proporsional dan profesional menangani semua kasus hoaks dan punya komitmen tinggi menjaga hawa kampanye agar terus sejuk.

Menurut Fahira, selain diancam pidana penjara enam tahun dan denda Rp 18 miliar, kampanye hitam Pilpres 2019 merupakan kejahatan yang sangat serius karena berpotensi mengancam ketahanan bangsa dan negara. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Fahira Idris: Anies Mengembalikan Kedaulatan Jakarta


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler