Unifah: Guru dan Dosen Harus Tetap Bersemangat di Tengah Wabah Corona

Sabtu, 02 Mei 2020 – 18:28 WIB
Ketua Umum PB PGRI Prof Unifah Rosyidi. Foto: Mesya Mohammad/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Unifah Rosyidi meminta seluruh tenaga pendidik untuk tetap bersemangat memberikan pembelajaran terbaik bagi anak didik. Guru-guru jangan sampai patah semangat di tengah masa sulit akibat wabah COVID-19.

“Di dera COVID-19, tenaga pendidik baik guru dan dosen harus tetap semangat. Jangan sampai surut dan menyerah. Kita harus terus belajar, berikhtiar, terbuka, beradaptasi dengan perubahan, dan tetap bersemangat mempelajari hal-hal baru," kata Unifah saat membuka Webinar dan Workshop Self Driving for Teacher secara virtual, Sabtu (2/5).

BACA JUGA: Hardiknas, Wakil Ketua MPR Ajak Masyarakat Hijrah di Dunia Pendidikan

Kegiatan yang dirangkaikan dengan workshop Berseri “Festival Pembelajaran  Guru” dari tanggal 2 Mei hingga 20 Mei 2020 ini diikuti sekitar 13 ribu guru seluruh Indonesia.

Unifah mengaku gembira melihat animo para guru yang begitu besar mengikuti workshop daring tersebut.

BACA JUGA: Guru Honorer K2: Kado Terindah Hardiknas Adalah NIP PPPK

“Webinar dan workshop berseri ini diawali pada Hari Pendidikan Nasional dan akan ditutup pada 20 Mei 2020, Hari Kebangkitan  Nasional. Pilihan waktu ini  mengandung pesan penting bagi kita semua, meski sebagai bangsa tengah didera COVID-19,” tuturnya.

Demi memberikan semangat kepada para  guru, Unifah lantas mengutip pernyataan Charles Darwin.

BACA JUGA: Pesan Menyentuh Mendikbud Nadiem di Peringatan Hardiknas

“Bukan mereka yang paling kuat maupun paling cerdas yang akan bertahan melainkan mereka yang responsif dan adaptif terhadap perubahan itulah yang akan survive.”

Unifah mengatakan kita semua tidak pernah terbayangkan tiba-tiba harus bekerja, belajar dan beribadah dari rumah. Bagaimana pendidikan harus berlangsung. Bagaimana anak didik mendapatkan hak-haknya dalam pendidikan dengan baik.

“Didorong oleh tanggung jawab, komitmen, dedikasi sebagai guru dan dosen, sebagai pendidik bekerja sama dengan orang tua dan pemerintah pusat maupun daerah berusaha mencari jalan keluar. Teknologi pembelajaran yang semula dirasakan sulit, kini kita pelajari bersama dan mengakrabinya,” bebernya.

Dengan teknologi, lanjut Unifah, guru-guru dapat berinovasi dengan beragam cara. Demikian pula untuk guru dan siswa di daerah 3T (tertinggal, terluar, terisolir) yang tidak memiliki akses teknologi. Mereka pun dengan segala keterbatasannya dapat berimprovisasi, melakukan inovasi dengan memanfaatkan fasilitas sekadarnya agar tetap bisa melayani anak didik.

“Pandemi COVID-19 kita jadikan momentum untuk bangkit bersatu, belajar bersama, tertib bersama, dan bergerak Bersama melawan corona, melawan kemalasan, melawan ketertinggalan, melawan hal yang semula dirasa tidak mungkin menjadi mungkin. Insyaallah kita akan menang dan bangkit menjadi bangsa yang besar," tegasnya.

Unifah juga meminta para guru dan dosen untuk menanamkan di hati terdalam bahwa mereka adalah suluh bangsa, penerang di kala gelap gulita. "Bersyukurlah tidak semua orang berkesempatan menjadi guru," ucapnya.

Workshop daring ini diisi oleh Mendikbud Nadiem Makarim, Menteri BUMN Erick Tohir, Mendikbud RI ke-7 Prof Wardiman Djoyonegoro, Prof Dr Renald Khasali, Prof Eko Indrajit, dan pembicara top lainnya.(esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler