Unika Atma Jaya Gelar Sidang Terbuka Pertama 2024, Program Doktor Psikologi

Sabtu, 06 Januari 2024 – 21:39 WIB
Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya melangsungkan sidang terbuka program Doktor Psikologi yaitu Dr. Rahmanto Kusendi di Gedung Yustinus lantai 14, Kampus Semanggi, Jakarta pada Kamis (4/1). Foto: dok Unika Atma Jaya

jpnn.com, JAKARTA - Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya melangsungkan sidang terbuka program Doktor Psikologi yaitu Dr. Rahmanto Kusendi di Gedung Yustinus lantai 14, Kampus Semanggi, Jakarta pada Kamis (4/1).

Dr. Rahmanto Kusendi melakukan penelitian dan penulisan disertasi dengan judul “Pengaruh Modal Sosial dan Dukungan Sosial yang Dimediasi oleh Intensi terhadap Perilaku Pro-Lingkungan pada Pemukim Wilayah Padat Kumuh Pesisir Utara Jakarta.” 

BACA JUGA: Unika Atma Jaya Fokus Menelaah Teknologi AI bagi Dunia Pendidikan

Studi itu berfokus pada permukiman kumuh pesisir utara Jakarta, dengan ciri kepadatan bangunan sangat tinggi dalam luasan area terbatas dan memiliki permasalahan lingkungan berdampak pada kualitas pemukimnya. 

Dr. Rahmanto menjelaskan tidak ada lingkungan kumuh.

BACA JUGA: Unika Atma Jaya Dukung Implementasi Kurikulum Merdeka bagi Guru

"Namun, yang ada adalah perilaku kumuh yang membuat lingkungan menjadi rusak,” ujar Dr. Rahmanto Kusendi saat menjelaskan disertasinya pada Sidang Terbuka Program Doktor Psikologi, Unika Atma Jaya.

Dr. Rahmanto menegaskan lingkungan kumuh terbentuk akibat dari perilaku yang dilakukan oleh masyarakat. 

Maka, intervensi perilaku menjadi sangat penting sebagai bagian dari penelitian disertasinya. 

Hal ini juga merupakan bagian dari program perilaku prolingkungan pada pemukim wilayah padat kumuh pesisir utara Jakarta.

Penelitian ini dapat memberikan input sebagai peta awal pengambil keputusan, terutama pemerintah sebagai regulator kebijakan perkotaan, serta keterlibatan LSM dan masyarakat itu sendiri. 

Manfaat penelitian permukiman kumuh ini juga secara garis besar memberikan kontribusi model teori terbaru tentang perilaku penyebab langgengnya kawasan kumuh di perkotaan terutama pesisir utara Jakarta, dengan pendekatan teori psikologi dan keilmuan lain yang berhubungan agar didapat suatu saran kebijakan bagi pemangku kepentingan.

“Pada kenyataannya, penanganan permukiman kumuh masih berfokus pada intervensi fisik perbaikan bangunan, lingkungan, dan infrastruktur semata dengan mengabaikan faktor sosial dan psikologis perilaku manusia, potensi ekonomi, kebiasaan hidup serta budaya kehidupan pemukim," beber Dr. Rahmanto.

Menurutnya, hal tersebut menjadi faktor penyebab langgengnya permukiman kumuh perkotaan.

Lebih lanjut, dalam penelitiannya juga membuktikan bahwa modal sosial memiliki andil yang kuat untuk membentuk perilaku dengan keberpihakan dan berkelanjutan pada lingkungan. 

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi acuan bagi para pemangku kepentingan termasuk pemerintah untuk melakukan pengembangan kebijakan pengelolaan lingkungan pesisir, serta memperlakukan lingkungan dengan baik sesuai dengan standar lingkungan yang ditetapkan menurut Peraturan Pemerintah RI No. 32 tahun 2009. 

Pada sidang tersebut, promotor Prof. Dr. phil. Hana R. G. Panggabean, menyampaikan bahwa penelitian ini sangat penting, dengan topik yang bermanfaat dalam kondisi sosial di Indonesia, terutama daerah kumuh. 

Hal ini juga sesuai dengan keunggulan Unika Atma Jaya pada tingkat Nasional dan Internasional terkait topik social responsibility.  

Beberapa perilaku dengan keberpihakan pada lingkungan di antaranya seperti efisiensi penggunaan energi dari peralatan hari-hari yang digunakan.

Meminimalkan penggunaan bahan bakar pada alat transportasi, meminimalkan limbah, recycling, mengurangi konsumerisme, serta aktif kontribusi melestarikan lingkungan. 

"Unika Atma Jaya sebagai institusi pendidikan yang menerapkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, mengharapkan agar hasil dari penelitian yang telah dilakukan di tengah masyarakat juga dapat bermanfaat," pungkas Prof. Hana.(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler