Unilever Indonesia Terus Mendorong Konsumsi Masyarakat

Kamis, 25 Maret 2021 – 01:37 WIB
Indonesia Data and Economic Forum (IDE) 2021 bertajuk Reimagining the Future of Indonesia, Selasa (23/3). Foto: Screen Shot

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk Ira Noviarti mengatakan, perekonomian yang terkontraksi ditambah pembatasan mobilitas selama setahun ke belakang telah berdampak besar terhadap perubahan perilaku konsumen di Indonesia.

“Kami memprediksi setidaknya delapan perubahan perilaku konsumen akan terus bertahan bahkan setelah pandemi berakhir,” kata Ira dalam Indonesia Data and Economic Forum (IDE) 2021 bertajuk Reimagining the Future of Indonesia, Selasa (23/3).

BACA JUGA: Penjualan Bersih Rp43 Triliun, Unilever Berhasil Menjaga Pertumbuhan Positif

Dia menambahkan, hal itu menunjukkan urgensi dari pelaku industri fast moving consumer goods (FMCG), seperti Unilever Indonesia untuk terus gesit merespons perubahan perilaku konsumen dan memanfaatkan momentum.

“Tidak hanya membawa tantangan, tetapi juga membuka banyak peluang baru,” kata Ira.

BACA JUGA: PT Unilever Indonesia Siap Bantu Pemerintah Distribusikan Vaksin ke Daerah

Ira menambahkan, pihaknya memiliki komitmen berkolaborasi dengan berbagai pihak guna menyongsong era pemulihan pascapandemi.

Menurut Ira, konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang pertumbuhan ekonomi tertinggi dengan menyumbang 57,6 persen dari produk domestik bruto (PDB).

“Dengan skala yang kami miliki, kami siap untuk terus memainkan peran kami dalam mendorong konsumsi masyarakat menuju kebangkitan perekonomian nasional,” sambung Ira.

Berdasarkan Katadata Insight Center mengenai Perilaku Keuangan Konsumen Selama Pandemi Covid-19, sebanyak 76,6 persen responden merasa khawatir terhadap kondisi keuangan mereka.

Survei itu melibatkan 2.491 responden di 34 provinsi ini. Berdasarkan hasil survei, prioritas pengeluaran konsumen kini didominasi barang kebutuhan sehari-hari sebesar 95,5 persen, biaya kesehatan (81,7 persen), dan untuk pendidikan (74,7 persen).

“Sementara itu, barang elektronik sebesar 6,1 persen, kendaraan (4,1 persen), dan wisata, hiburan atau hobi (3,6 persen) menempati prioritas terbawah,” kata Direktur Riset Katadata Insight Center Mulya Amri

Pakar pemasaran dari Inventure Consulting Yuswohady menjelaskan, pergeseran perilaku konsumen adalah sebuah keniscayaan di tengah pandemi.

Menurut dia, pandemi covid-19 telah memaksa terjadinya Consumer Megashifts 10X10. Itu adalah perubahan perilaku konsumen menjadi 10 kali lebih besar dan dengan laju 10 kali lebih cepat.

Yuswohady menambahkan, setiap perusahaan, termasuk FMCG, menghadapi a whole new world dengan adanya gaya hidup, preferensi, prioritas, dan pola pengambilan keputusan pembelian konsumen yang sama sekali baru.

“Akhirnya melahirkan pola baru pula dalam memasarkan produk-produknya,” ujarnya. (jos/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler