Universal Basic Income, Bhima: Eksperimen Menarik Bojonegoro Klunting vs Makan Siang Gratis

Jumat, 22 November 2024 – 18:58 WIB
Direktur Eksekutif CELIOS - Center Of Economic And Law Studies Bhima Yudhistira. Foto: source for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif CELIOS - Center Of Economic And Law Studies Bhima Yudhistira mengapresiasi inovasi program Bojonegoro Klunting yang digagas oleh pasangan calon bupati dan wakil bupati Bojonegoro Teguh Haryono dan Farida Hidayati.

Bhima bahkan mendorong pihak terkait untuk terus konsisten melakukan eksperimen-eksperimen (Universa Basic Income) terutama di daerah yang memiliki dana APBD dan Dana Bagi Hasil dari Sumber Daya Alam dalam jumlah yang sangat besar seperti Bojonegoro.

BACA JUGA: Sambut Program Bojonegoro Klunting, BHM: Modelnya Seperti Alaska Universal Basic Income

"Karena eksperimen-eksperimen ini melebihi dari bantuan sosial yang selama ini sudah ada, melebihi dari program-program yang dikeluarkan dari Dana Alokasi Khusus, dana-dana dari pusat, dari APBN maupun dari Pendapatan Asli Daerah di kabupaten khususnya dalam hal ini adalah Bojonegoro," katanya.

Ia pun mendorong dana APBD Bojonegoro yang besar itu perlu dikelola dengan baik untuk kesejahteraan masyarakat dan dirasakan langsung tanpa prosedur yang rumit.

BACA JUGA: Polda Sumsel Berikan Makan Siang Gratis kepada Siswa SDN 036 Palembang

Bojonegoro Klunting kata Bhima, secara prinsip memastikan bahwa prosedur birokrasi tidak menjadi beban administrasi sehingga langsung dirasakan masyarakat.

Ini berbeda dengan bantuan yang sifatnya kondisional yang mengharuskan syarat tertentu seperti harus miskin dan lain-lain.

BACA JUGA: Gibran Lagi-lagi Tinjau Makan Siang Gratis, Siswa Bilang Begini

Namun, kalau dengan Bojonegoro Klunting persepsinya adalah ada ruang fiskal, ada dana yang langsung dirasakan masyarakat dan dana itu dibelanjakan untuk apa, itu sepenuhnya tergantung masyarakat yang menerima dana dari Bojonegoro Klunting ini.

"Jadi, ada trust yang dibentuk dalam Program Bojonegoro Klunting ini, berbeda dengan bantuan yang diberikan pemerintah pusat atau pemerintah daerah yang selama ini ada," ujarnya.

Misalnya bisa dibandingkan apakah makan bergizi gratis versus eksperimen Bojonegoro Klunting itu juga jadi eksperimen yang menarik.

Karena makanan bergizi gratis itu persiapan dari operasional dari sisi persiapan untuk bisa memastikan sekolah bisa memenuhi hak dari para murid mendapatkan gizi yang sama yang setara itu kerumitannya luar biasa.

Sementara kalau langsung diberikan kepada masyarakat melalui jaring pengaman sosial (Bojonegoro Klunting) mau dibelanjakan makanan apa, (atau) apa pun gitu ya, sesuai dengan kebutuhan masing-masing keluarga, itu jadi lebih cepat eksekusinya.

"Dan keluarga pasti tahu selera makan anak yang tepat. Nah jadi ini salah satu cara sebenarnya eksperimen yang bisa dilakukan di Bojonegoro dan momentum pilkada," pungkasnya.(ray/jpnn)


Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler