Unjuk Aksi Kaum Muda Arva

Selasa, 29 November 2016 – 04:04 WIB
Model berpose mengenakan busana karya siswa Arva. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com - Kekurangan bukanlah penghalang dalam berkarya. Setidaknya hal itu yang ditunjukkan oleh Sonny Montana kala mengenalkan desain bajunya dalam Arva Annual Fashion Show 2016 di Dyandra Convention Center Surabaya.

Sonny yang tunarungu dalam unjuk aksi karya siswa Arva School of Fashion itu, menampilkan tiga desain baju yang bertema Drowsy Distortion. Tema itu memang sebuah cerita. ’’Seperti dunia fantasi yang membawa kita ke kenyataan,’’ kata siswa 18 tahun tersebut.

BACA JUGA: Sensasi Penuh Rempah ala Mie Maranggi

Cerita fantasi itu tergambar dari pemilihan warna baju desainnya. Busana itu two-piece. Salah satu unsurnya adalah dress selutut berwarna putih polos. Sonny memang sengaja menciptakan cutting simpel. ’’Tidak banyak bentuk. Lurus dengan leher berbentuk V,’’ terangnya.

Cutting polos membuat dress tampak lebih elegan. Busana tersebut lantas di-mix and match dengan outer lengan panjang. Warna outer terlihat manis. Gradasi kombinasi warna ungu, merah muda, dan putih. ’’Kalau dalamnya sudah terang, outer memang cocok dibuat agak gelap. Jadi, saling mendukung,’’ ujar Sonny.

BACA JUGA: Pesona Batik Majapahit, Paduan Motif Solo dan Warna Gula Jawa

Begitu pun dress. Sonny juga tidak banyak bermain cutting dalam outer. Desain ready-to-wear itu sangat cocok dikenakan dalam acara kasual. Sepatu kets dapat menambah kesan kasual pemakainya. ’’Saya kira ini cocok bagi perempuan berkarakter apa pun. Sekitar usia 30–40 tahun masih oke,’’ jelasnya.

Bagi Sonny, desain tidak bisa dilepaskan dari dirinya. Karena itulah, kekurangannya tidak mampu mematahkan semangatnya dalam berkarya. ’’Saya pakai alat bantu pendengaran. Teman-teman di sekitar juga banyak membantu,’’ ucap pria yang bercita-cita menjadi desainer tersebut.

BACA JUGA: Yakin Nggak Mau ke Tanjung Lesung? Ada Mongolian Culture Center Lho

Selain Sonny, ada 50 desainer muda Arva School of Fashion yang menampilkan karya dalam fashion show bertajuk Diversion tersebut. Tema busana terbagi menjadi empat. Yakni, Doted Over, Workforce, Rippled Noise, dan Drowsy Distortion. Tengok saja Susanna Adriyanto yang menampilkan desain bertema Doted Over. Warna putih mendominasi karya perempuan 27 tahun tersebut.

Dengan dasar busana two-piece berwarna putih, Susan bermain payet. Tampilan itu menciptakan kesan kasual, tetapi tetap glamor. Susan menggunakan bahan kain organza pada atasan. Lalu, dia menambahkan aksen rajutan berwarna neon. Yaitu, kombinasi jingga, abu-abu, dan kuning. ’’Rajutan ini berasal dari bahan benang wol dan katun. Yang benar-benar handmade dan detail,’’ paparnya.

Aksen tersebut berbentuk lingkaran yang menyambung ke bagian belakang. ’’Seperti temanya, Doted Over,’’ tutur Susan. Untuk rok, dia memakai kain katun dengan panjang selutut. ’’Tema dot juga dapat terlihat dengan tambahan aksesori topi dan kacamata berbentuk lingkaran,’’ lanjut Susan.

Sementara itu, pemilik Arva School of Fashion, Gandhi Go, menyatakan bahwa dunia fashion kini terus berkembang. Pertunjukan tersebut merupakan eksistensi sekolah untuk mendidik siswa. Diharapkan, Arva School of Fashion dapat terus mengikuti kebutuhan dan perkembangan mode internasional. ’’Kami juga telah bekerja sama dengan sekolah fashion di negara lain,’’ ungkapnya. (bri/c14/dos/JPNN/pda)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 6 Hal Ini Bisa Mengacaukan Memori Anda


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler