Polisi menembakkan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan ratusan mahasiswa universitas yang melakukan protes atas tingginya harga minyak goreng dan wacana diperpanjangnya periode kekuasaan Presiden Joko Widodo.

Menurut Reuters, aksi tersebut menyebabkan pengunjuk rasa berlari menjauhi lokasi depan gedung DPR Jakarta.

BACA JUGA: Video Pemukulan Ade Armando Viral, Ada Teriakan Darahnya Halal

Pemberitaan Kompas TV menyebutkan adanya pelemparan batu ke arah gedung DPR.

Unjuk rasa ini tidak hanya berlangsung di Jakarta, namun juga di Sulawesi Selatan dan Jawa Barat Senin kemarin (11/04).

BACA JUGA: Ade Armando Dikeroyok Massa, Guru Besar FISIP UI Keluarkan Pernyataan Tegas

Ratusan mahasiswa yang mengenakan jaket warna neon terlihat berbaris menuju gedung DPR untuk memprotes harga bahan pokok yang naik dan wacana presiden akan tetap berkuasa melebihi batas dua periode.

Demo tersebut merupakan inisiatif Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI).

BACA JUGA: Ade Armando Sempat Muntah Darah Seusai Dikeroyok saat Demo 11 April

Sebelumnya, Jokowi sempat berusaha meredam spekulasi tentang rencana yang dibuat oleh pendukungnya tentang narasi tetap berkuasa lebih lama.

Gagasan untuk memperpanjang masa jabatannya, baik dengan mengubah konstitusi atau menunda pemilihan 2024, ramai diberitakan belakangan ini setelah beberapa tokoh politik berpengaruh terang-terangan mendukungnya.

"Yang jelas para elite memaksakan diri untuk menunda pemilu, dan itu yang merugikan konstitusi," kata Muhammad Lutfi, mahasiswa yang mengikuti aksi tersebut.

Sejak unjuk rasa tahun 1998 untuk menggulingkan pemerintahan Suharto, mahasiswa telah dikenal sebagai salah satu garda terdepan usaha perlindungan demokrasi Indonesia.

Gagasan untuk mengizinkan masa jabatan presiden melebihi maksimal dua periode, yang masing-masing lima tahun, telah memicu kekhawatiran terancamnya reformasi demokrasi yang dengan susah payah didapatkan.

Hari Minggu kemarin (10/04), untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari seminggu, Jokowi mendesak para menteri dan kepala keamanan untuk menghentikan diskusi tentang masalah ini, dan mengatakan bahwa pemilihan umum akan diadakan pada Februari 2024, seperti yang direncanakan.

Sebelumnya, Jokowi mendapatkan banyak dukungan dari rakyat sejak pertama kali terpilih pada tahun 2014.

Tetapi survei oleh lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dilakukan baru-baru ini menunjukkan bahwa lebih dari 70 persen orang Indonesia menolak rencana perpanjangan pemerintahannya.

Presiden pun dikritik karena sikapnya yang ambigu tentang masalah ini di mana ia menyebut wacana perpanjangan jabatan tersebut sebagai "sebuah gagasan", tetapi tidak dengan tegas menolaknya atau mengesampingkannya.

Dari hiruk-pikuk aksi unjuk rasa di berbagai tempat di Indonesia kemarin, satu cuplikan video menjadi viral di media sosial setelah menampilkan wawancara dengan seorang polisi.

Dalam video yang diunggah rumah dokumenter WatchdoC tersebut,  sang polisi menanggapi kenaikan harga minyak goreng yang juga dirasakannya.

"Sebenarnya yang dikeluhkan sampeyan-sampeyan ini kan istilahnya perwakilan dari hati nurani saya juga," ujar polisi yang tidak diketahui namanya itu kemarin (11/04). Ade Armando dipukuli, kondisinya 'memprihatinkan'

Meski aksi unjuk rasa secara umum berjalan lancar dan tanpa kekerasan, aksi di Jakarta diwarnai insiden pemukulan aktivis dan akademisi Ade Armando.

Kepala Kepolisian Metro Jaya Fadil Imran mengatakan dalam konferensi pers tentang kondisi dosen FISIP Universitas Indonesia, Ade Armando yang "memprihatinkan" setelah sekelompok yang diduga bukan kelompok mahasiswa mengeroyoknya.

Fadil mengatakan Ade mengalami cedera di bagian kepala namun sedang ditangani dokter. Menurutnya, enam polisi yang menolong Ade juga luka-luka.

Ia tidak menuturkan alasan Ade Armando menjadi target kekerasan tersebut.

Diberitakan di Jakarta Globe, sebelum dipukuli massa, Ade mengatakan mendukung maksud unjuk rasa para mahasiswanya.

"Saya tidak ikut unjuk rasa, tapi saya datang untuk menyatakan dukungan saya," ujarnya kepada wartawan sebelum unjuk rasa dimulai.

Menurut Antara News, sejauh ini, penyidik Polda Metro Jaya sedang menyelidiki empat orang yang diduga pelaku pengeroyokan Ade, yang sempat terseret dugaan kasus penistaan agama dan ditetapkan tersangka dalam dugaan kasus UU ITE.

Koordinator BEM SI Kaharuddin menyayangkan bagaimana kekerasan terjadi pada demonstrasi hari itu.

"Yang pertama, kita tidak tahu ada Ade Armando hadir massa aksi hari ini; dan kedua, terkait tentang kekerasan tentu kita menyayangkan itu terjadi," ujarnya pada wartawan.

"Tapi di sini kita tegaskan, terkait pengeroyokan Ade Armando tidak ada kaitannya dengan BEM SI. Karena setelah diterima kajian dan tuntutannya kita tarik mundur massa aksi karena risiko chaos tinggi saat itu," ujarnya.

Menurutnya, ketika kericuhan terjadi, massa aksi BEM SI segera "pulang ke tempat aman masing-masing".

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pura-Pura jadi Wartawan Saat Demo Mahasiswa, 2 Orang Ini Ternyata

Berita Terkait