Upaya Banding Kubu Moeldoko Kandas, Partai Demokrat: Ini Berkah di Bulan Ramadan

Kamis, 28 April 2022 – 18:35 WIB
Ilustrasi Partai Demokrat. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Upaya hukum yang dilakukan Partai Demokrat kubu Moeldoko kembali kandas.

Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara atau PT TUN Jakarta menolak dua gugatan banding yang diajukan oleh Partai Demokrat kubu Moeldoko terkait kepengurusan hasil Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatera Utara.

BACA JUGA: Bursa Pilpres 2024: Demokrat Buka Suara Soal Anies-AHY

Putusan kedua perkara tersebut telah diumumkan secara bersamaan pada laman resmi Mahkamah Agung, Selasa (26/4).

Masing-masing dengan nomor perkara No. 35/B/2022/PTTUN-JKT yang diajukan oleh Moeldoko dan Jhoni Allen Marbun, serta No. 39/B/2022/PTTUN-JKT, atas nama Ajrin Duwila dan Hasyim Husen

BACA JUGA: Solid Dukung Keputusan AHY, 38 DPC Demokrat Se-Jatim Hadiri Pelantikan Emil Dardak

Teuku Riefky Harsya, Sekjen Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan bagi partainya, putusan ini merupakan berkah di bulan Ramadan.

"Apresiasi kami kepada Majelis Hakim dalam dua Perkara di PT TUN Jakarta yang telah bersikap adil," kata Teuku dalam keterangan tertulisnya, Kamis, (28/4).

BACA JUGA: Moeldoko Keok Lagi, Haji Misan: Tuhan Melindungi Partai Demokrat

Menurutnya, hal ini makin menegaskan bahwa hasil Kongres V Partai Demokrat 2020 yang menetapkan AHY sebagai ketua umum, dan AD/ART PD, adalah sah dan sudah sesuai aturan. 

Riefky menjelaskan sejak ada upaya pengambilalihan Partai Demokrat melalui KLB ilegal pada 5 Maret 2021 lalu, langkah hukum ihak Moeldoko dan kawan kawan telah 13 kali ditolak oleh berbagai institusi negara. 

"Mulai dari menkumham, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, PT TUN Jakarta hingga permohonan judicial review di Mahkamah Agung," lanjutnya.

Dia berharap dengan sudah banyaknya putusan hukum yang mematahkan gugatan yang diajukan oleh Moeldoko dkk selama ini, pihak KSP Moeldoko berhenti untuk mengganggu demokrasi di Indonesia. "Di bulan yang baik ini, kami mendoakan, semoga mereka disadarkan dan diberikan hidayah," jelasnya. (mcr8/jpnn)


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler