jpnn.com, SERPONG - Menteri Pertanian atau Mentan Andi Amran Sulaiman mengatakan, periode pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla telah melakukan banyak pembangunan fisik di sektor pertanian. Termasuk, pembangunan teknologi di sektor pertanian.
Untuk itu, kata Mentan Amran, negara memerlukan kehadiran kampus seperti PEPI. "Kami membangun infrastrukur, kami meningkatkan alat mesin pertanian yang pada gilirannya adalah menyejahterahkan petani Indonesia," kata Amran dalam sambutannya acara peletakan batu pertama pembangunan gedung Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian atau BBP Mektan di Serpong, Tanggerang, Banten, Jumat (4/10).
BACA JUGA: Strategi BKP Kementan Akselerasi Pengembangan Industri Pangan Lokal
Menurut Amran, saat ini Indonesia sudah setara dengan Thailand dan Vietnam berkaitan dengan penggunaan teknologi di sektor pertanian. Hal itu yang membuat fokus pemerintah kini beralih ke penguatan sumber daya manusia di sektor tani.
Menurut Amran, PEPI ialah satu di antara menguatkan SDM sektor tani. Para dosen dan pengajar di PEPI, akan mengajarkan mahasiswanya siap menghadapi tantangan di sektor pertanian.
BACA JUGA: Mentan Amran: Pengelolaan Sumberdaya Air Kunci Kedaulatan Pangan
"Nah, setelah itu lima tahun ke depan pembangunan SDM, kami siapkan pemuda tani Indonesia. Tanpa teknologi tidak mungkin bisa bersaing dengan negara lain makanya kami dirikan PEPI," timpal dia.
Dalam acara peletakan batu pembangunan gedung PEPI, turut hadir Bupati Tanggerang Ahmed Zaki Iskandar. Kehadiran Zaki di lokasi karena letak pembangunan gedung PEPI berada di wilayahnya.
BACA JUGA: Mentan Amran Diganjar Penghargaan di Indonesia Awards 2019
Zaki pun mendukung penuh kehadiran PEPI yang diyakininya membawa efek positif bagi negara. PEPI, kata dia, bakal menciptakan kader terbaik di sektor pertanian Indonesia.
"Tentu saja, yang dibutuhkan untum menjadi negara agraris yakni kader yang memahami agrobisnis," timpal Zaki saat sambutan sebelum acara peletakan batu Gedung PEPI. (mg10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan