jpnn.com - BANDA ACEH - Upaya pembentukan Provinsi Aceh Lauser Antara (ALA) sudah lama dilakukan, namun hingga kini belum ada tanda-tanda mendapat persetujuan dari Pemproh Aceh maupun pemerintah pusat. Bahkan, sejumlah pihak menentang upaya itu.
Meski demikian, masyarakat Gayo tidak putus asa. "Kami akan terus berjuang, meski realisasinya tidak tahu kapan," tegas seorang Tokoh Masyarakat Aceh Tenggara, Jouharuddin Harmay saat ditanya Rakyat Aceh (Grup JPNN), terkait pro kontra yang disuarakan elemen mahasiswa Aceh Singkil dan Subulussalam, di Banda Aceh, kemarin.
BACA JUGA: Kena Razia, Dua Laki-laki, Empat Perempuan
Menurutnya, pembentukan Provinsi ALA merupakan hak sebuah daerah dan tidak bisa ditahan-tahan.
Mantan anggota DPRA periode 2004-2010 itu mengatakan, untuk pemekaran sebuah provinsi, empat kabupaten saja pun bisa.
BACA JUGA: Pesta Miras si Cewek Bawa Kondom, Ditangkap Menangis
"Jadi kami ini hanya tertunda, tetapi jalan terus dan suatu saat pasti akan berhasil juga," ujarnya lagi.
Dikatakan, rentang kendali dengan ibukota provinsi Aceh dan wilayah tenggara hingga Gayo Lues, cukup jauh. Untuk menjangkaunya masyarakat harus melintas provinsi Sumatera Utara dengan jarak tempuh 12 jam.
BACA JUGA: Sedang Menyuci di Sungai, Disambar Buaya
Menyinggung soal penolakan masyarakat Aceh Singkil dan Subulussalam terhadap ide pembentukan Provinsi ALA, menurut Jouharuddin, itu merupakan hal biasa. (imj/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Patung Yesus Dibangun di Kantor Bupati, Dana Rp 6 Miliar
Redaktur : Tim Redaksi