Aturan yang memperbolehkan pasangan untuk saling mengunjungi di tengah 'lockdown' COVID-19 tidak hanya dibutuhkan manusia di Australia, namun juga hewan yang terancam punah.

Penutupan perbatasan dan 'lockdown' turut mempengaruhi upaya konservasi spesies hewan setelah setahun pandemi.

BACA JUGA: Fosil Remaja Purba Toalean di Sulawesi Ungkap Hubungan dengan Penduduk Asli Australia

Pemindahan hewan dari satu daerah ke daerah lainnya kini menjadi tantangan logistik tersendiri.

"Hampir setiap program pengembangbiakan kami yang ada di seluruh Australia terdampak karena satu atau lain hal," kata Elaine Bensted, kepala eksekutif Kebun Binatang Australia Selatan.

BACA JUGA: Taliban Sedang Mendorong Tiongkok Berinvestasi di Afghanistan, Tetapi Itu Bukan Hal yang Mudah

"Kami pernah melakukan pemindahan antar-perbatasan di mana kami harus menempatkan staf dari Australia Selatan di satu sisi perbatasan dan staf Kebun Binatang Werribee [dari Victoria] di sisi lain."

Elaine mengatakan bahwa keberhasilan program pengembangbiakan hewan dapat  menentukan keselamatan spesies tertentu.

BACA JUGA: Korps Marinir TNI AL Dukung Serbuan Vaksinasi Dosis Kedua di Banten

"Khususnya untuk hewan yang memiliki siklus pengembangbiakan tahunan, atau yang jumlahnya sangat sedikit di alam liar. Fokus kebun binatang bermutu adalah memastikan keragaman genetiknya terjaga," katanya.

Misalnya penting sekali bagi burung beo berperut jingga, yang spesiesnya terancam punah, untuk sampai di Tasmania tepat waktu agar tidak punah.

Tugas tersebut berhasil dilaksanakan petugas tahun lalu sehingga burung yang dibesarkan di penangkaran populasinya berkembang di alam liar.

"Jenis burung ini selama puluhan tahun terakhir jumlahnya berkurang sampai hanya tersisa 30 ekor di seluruh dunia," kata penjaga Kebun Binatang Adelaide, Chad Crittle.

Penutupan perbatasan internasional telah mempengaruhi upaya konservasi global.

"Kami memiliki proyek memindahkan badak putih selatan yang sangat penting sebagai populasi jaminan," kata Elaine.

"Usaha membawa badak dari Afrika dalam keadaan seperti ini hampir tidak mungkin."

Kebun Binatang Adelaide saat ini dibuka dan beroperasi dengan kapasitas yang dikurangi berdasarkan rencana pengelolaan COVID-19, sehingga turut berdampak terhadap penghasilan organisasi tersebut.

Penutupan perbatasan juga memangkas jumlah pengunjung.

"Kebun Binatang Adelaide biasanya mendapat sekitar 30 persen kunjungan dari luar daerah dan luar negeri. Otomatis pendapatan kami berkurang secara signifikan," kata Elaine.

Dia berharap tingkat vaksinasi yang kian meningkat di beberapa bulan ke depan akan membantu manusia, sama halnya hewan.

Diproduksi oleh Trisha Dantiani dari laporan dalam bahasa Inggris

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kabar Duka, Dokter Soeradi Soedjarwo Meninggal Dunia Akibat Terinfeksi Covid-19

Berita Terkait