Upaya Sia-sia, Hanya Menghasilkan Ilusi

Oleh : Ketua Umum GEMA PUAN, Ridwan

Jumat, 12 Januari 2024 – 19:14 WIB
Ketua Umum Gema Puan, Ridwan membandingkan aksi mahasiswa di masa reformasi dengan yang terjadi saat ini, dia menyebut upaya sia-sia hanya menghasilkan ilusi. Foto: Ridwan.

jpnn.com - JAKARTA - Gerakan mahasiswa menghasilkan Reformasi 98 dengan menumbangkan Orde Baru merupakan gerakan mahasiswa bersama rakyat.

Poin pokok dari perjuangan tersebut adalah melawan kediktatoran Orde Baru dengan menghasilkan kebebasan demokrasi dan melawan kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN).

BACA JUGA: Mahasiswa Bagikan Tabloid Achtung Reformasi Dikhianati, Tuntut Penjahat HAM Diadili

Alasan kuat mahasiswa melakukan perlawanan sangat jelas memungkinkan. Pada waktu 1998 ada proses sebelumnya seperti peristiwa 27 juli 1996 dan peristiwa lainnya sebelum reformasi 98.

Kemudian pasca-reformasi 98 ada beberapa peristiwa seperti Semanggi 1 dan Semanggi 2 serta peristiwa lain yang merupakan rangkaian dari Reformasi 98.

BACA JUGA: Mahasiswa Sebar Ribuan Pamflet Tolak Politik Dinasti & Penjahat HAM di Ciputat

Berbeda dengan gerakan mahasiswa sekarang ini. Saya kira sangat jauh dari yang terjadi di 98.

Sangat memprihatikan, terkesan mahasiswa dijadikan tunggangan oleh oknum partai politik untuk kepentingan sesaat.

BACA JUGA: Ridwan Sebut Gibran Miliki Pemahaman Mendalam Jawab Tantangan Global

Peristiwa di mana ada gerakan mahasiswa membagikan selebaran di klaim 890 kampus.

Isi selebaran tersebut jauh dari semangat mahasiswa, mengabdi kepada masyarakat.

Isinya tudingan pelanggaran HAM dan penculikan serta politik dinasti.

Saya kira isi selebaran itu sudah sangat jelas terjawab.

Pertama, kasus penculikan para aktivis telah selesai secara hukum dan politik. Pada 2009, Megawati berpasangan dengan Prabowo Subianto dalam kontestasi pemilihan presiden dan dinyatakah sah oleh KPU.

Kedua, dinasti itu tidak sesuai dengan konteknya. Calon wakil presiden Pemilu 2024 Gibran Rakabuming Raka maju sebagai produk UU MK yang dibuat DPR dan pemerintah, bukan ditunjuk langsung.

Ketiga, jika ini dimaksudkan untuk mempengaruhi migrasi pemilih, khususnya di kalangan mahasiswa dan Gen Z, sebuah langkah yang sia-sia dan hanya menghasilkan ilusi saja.

Harus dipahami bahwa masyarakat sudah sangat cerdas apalagi generasi milinial maupun Gen Z, sudah tidak akan peduli isi dari agenda tersebut.

Saya berharap mahasiswa lebih objektif ketika melakukan gerakan perlawanan. Jangan sampai gerakan mulia mahasiswa di tunggangi oknum partai politik.(***/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Aksi Mahasiswa di Samarinda: Selamatkan Demokrasi & Lawan Politik Dinasti


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler