Kondisi virus corona di Victoria memburuk setelah ada pertambahan 270 kasus dalam 24 jam terakhir, sementara Pemerintah Queensland akan menerapkan hukuman penjara, dan Australia Selatan batal melonggarkan aturan bepergian. Kasus COVID-19 menembus angka 4.000 di Victoria, jumlah personil ditambah Hukuman penjara akan ditetapkan bagi wisatawan yang berbohong tentang riwayat perjalanan di Queensland Australia Selatan batal melonggarkan aturan karena ketidakpastian pandemi COVID-19

 

BACA JUGA: Menurut Saleh, Pernyataan Jokowi Tak Meyakinkan

Ini adalah ketiga kalinya jumlah kasus di Victoria meningkat tajam sejak awal pandemi, walaupun "zona berbahaya" di Melbourne sudah hampir dua minggu menjalani 'lockdown' tahap tiga.

Kepala Petugas Kesehatan, Brett Sutton, mengatakan bahwa kini sudah terdapat 1.800 kasus aktif COVID-19 dan rumah sakit tengah mempersiapkan diri untuk merawat kurang lebih ratusan pasien.

BACA JUGA: Awal 2021 Indonesia Produksi Vaksin COVID-19, Prioritas Zona Merah

"Ini adalah kenaikan jumlah penderita virus corona yang signifikan. Ini berarti dua minggu ke depan, akan ada banyak orang yang harus dirawat di rumah sakit," kata dia.

"Biasanya akan ada 10 hingga 20 persen orang yang terinfeksi virus corona akan dirawat di rumah sakit ... mereka akan perlu dirawat di sana hingga berminggu-minggu ke depan."

BACA JUGA: Bu Khofifah Menyampaikan Kabar Gembira untuk Warga Jatim, Luar Biasa

Ia mengatakan bahwa Victoria sedang menghadapi situasi yang sulit terkait beberapa penularan dalam jumlah besar di fasilitas perawatan lansia.

"Kadang yang tertular adalah satu staff atau beberapa staff, tapi [ada juga] beberapa penularan dalam jumlah besar yang cukup mengkhawatirkan."

Kini sudah ada 28 kasus virus corona baru di 'Menarock Life aged care' di Essendon, yang melibatkan staff dan pasien. Pengunjung diizinkan masuk ke fasilitas perawatan lansia Photo: Pasien yang tertular COVID-19 di 'Menarock Life' Essendon kini telah dirawat di rumah sakit di Melbourne. (ABC News: Billy Draper)

 

Warga yang tertular virus corona di 'Menarock Life aged care' saat ini sudah dirawat di Royal Melbourne Hospital.

Salah satu warga yang dirawat di sana adalah ibu dari Lina Mullins Bellobuono, yang berumur 89 tahun dan menderita demensia.

"Sedih sekali rasanya karena kami bahkan tidak dapat mengunjunginya di rumah sakit," kata Lina.

Lina juga mempertanyakan bagaimana fasilitas tersebut melakukan protokol kesehatan untuk mencegah infeksi di fasilitas itu.

"Saya sangat frustasi karena fasilitas perawatan ini memberi izin masuk bagi pengunjung dari daerah "hotspot" yang seharusnya tidak diperbolehkan."

Apalagi karena Lina pernah melihat sendiri saat seorang staff batuk, menyeka hidungnya dengan tisu, tapi tidak mencuci tangan.

"Saya marah sekali. Banyak sekali pertanyaan yang harus dijawab 'Menarock Life'."

ABC sudah menghubungi 'Menarock Life' untuk meminta tanggapan. Victoria menembus angka 4.000 kasus sejak awal pandemi

Dari total kasus hari ini, hanya 28 di antaranya yang sudah diketahui penyebabnya dan sedang ditindaklanjuti, sementara 242 kasus lainnya masih ditelusuri.

Hingga saat ini, kasus di Victoria terhitung awal pandemi sudah mencapai 4.224, dengan total tes sebanyak 22.000 Senin lalu.

Premier Daniel Andrews dalam jumpa pers hari Selasa (14/07/2020) mengatakan telah mengerahkan 200 petugas 'Ambulance Victoria' untuk membantu tim kesehatan publik dalam melawan COVID-19.

Beberapa perusahaan swasta seperti Telstra, Qantas, dan Jetstar juga turun tangan.

"Karena tugasnya semakin banyak, petugasnya juga harus ditambah," kata dia.

Selain itu, Premier Daniel Andrews juga menurunkan 1.000 personil 'Australia Defence Force' atau tentara untuk membantu di lapangan, seperti mengedarkan makanan untuk penghuni rumah susun. Hukuman penjara bagi wisatawan yang berbohong Photo: Menteri Kesehatan Steven Miles mengatakan Queensland akan menetapkan hukuman penjara bagi wisatawan yang berbohong soal riwayat perjalanan. (ABC News: Chris Gillette)  

Pemerintah Queensland akan menetapkan hukuman penjara bagi mereka yang berbohong mengenai riwayat perjalanan ketika ingin menyeberangi perbatasan negara tersebut.

Peraturan baru yang akan segera berlaku ini akan menjatuhkan hukuman penjara enam bulan bagi mereka yang memberikan keterangan tidak benar.

Hukuman yang saat ini berlaku adalah denda sebesar $4,003 (Rp4 juta), namun Menteri Kesehatan Steven Miles mengatakan bahwa ini saja tidaklah cukup untuk menghentikan mereka yang berbohong.

"Saya harap hukuman baru ini akan menunjukkan seberapa serius kami dalam mengambil langkah sehingga orang-orang mau menaatinya," kata Menteri Kesehatan Steven Miles.

Sekelompok warga Victoria harus membayar $24,000 (Rp242 juta) karena tidak menuliskan yang sebenarnya dalam formulir deklarasi saat mau masuk ke Queensland akhir pekan lalu.

Pemerintah Queensland juga telah mengumumkan beberapa 'hotspots' virus corona di beberapa daerah New South Wales, setelah munculnya klaster baru di Sydney.

Warga yang bukan berasal dari Queensland dan pernah ke 'Campbelltown' dan daerah perkotaan 'Liverpool' dilarang masuk ke Queensland terhitung hari ini.

Warga Queensland yang berasal dari "hotspots", termasuk Victoria, atau memiliki rencana untuk pergi ke sana akan dipaksa untuk melakukan karantina ketika kembali ke negara bagian itu, dengan biaya sendiri. Australia Selatan batal melonggarkan aturan bepergian Photo: Australia Selatan batal melonggarkan aturan bepergian yang seharusnya efektif berlaku minggu depan. (ABC News: Michael Clements)

 

Premier Australia Selatan, Steven Marshall, mengumumkan bahwa tidak akan ada pelonggaran aturan perjalanan dari NSW dan ACT sebagaimana seharusnya dilakukan minggu depan, karena ancaman virus corona.

Awalnya, pengunjung yang masuk ke Australia Selatan akan diizinkan untuk tidak melakukan karantina mulai tanggal 20 Juli nanti, namun keputusan ini batal diberlakukan.

"Kami tahu ini tidak menyenangkan ... namun prioritas dan tanggungjawab utama kami adalah kesehatan, keamanan, dan kesejahteraan semua warga Australia Selatan," kata Premier Steven.

Minggu lalu, Pemerintah Australia Selatan telah menutup perbatasan dengan Victoria, namun kemungkinan untuk melakukan hal yang sama untuk NSW kecil adanya.

Ini berarti wisatawan dari negara bagian tersebut tetap dapat masuk ke Australia Selatan selama melakukan karantina selama 14 hari.

Premier Steven mengatakan tidak ingin menambah aturan di Australia Selatan.

"Kami tidak mau berjalan mundur. Kami tahu apa yang terjadi di Victoria, khususnya di Melbourne, di mana terjadi gelombang kedua," kata dia.

"Kami sangatlah hati-hati. Kami sedang mempelajari dari kacamata epidemiologi apa yang sedang terjadi, dan juga memperhatikan apa yang terjadi di NSW."

Simak berita lainnya di ABC Indonesia.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Beragam Kasus Pelanggaran Lockdown di Melbourne: Dari Pesan KFC sampai Sewa PSK

Berita Terkait