jpnn.com, JAKARTA - Harga Ethereum berpotensi naik. Pada perdagangan Selasa (30/11) pukul 15.00 WIB, platform Litedex protocol mencatat harga USD 56. 497,56 per keping.
Sedangkan Index USD hari ini diperdagangkan melemah di 95.90.
BACA JUGA: Biang Kerok Harga Bitcoin dan Ethereum Meroket, Ternyata
Direktur PT. TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan kekhawatiran akan varian baru Omicron Covid-19 akan menggagalkan pemulihan ekonomi AS dan menunda kenaikan suku bunga Federal Reserve AS mereda.
"Lonjakan kenaikan tersebut telah mendorong kapitalisasi pasar Ethereum bertambah menjadi USD 528,55B, atau 20,07 persen dari total kapitalisasi pasar cryptocurrency. Pada level tertinggi, market cap Ethereum adalah $569,58B," ungkap Ibrahim.
BACA JUGA: Elon Musk Rupanya Juga Punya Ethereum, Harganya Naik 12 persen Dalam Sehari
Selama tujuh hari terakhir, Ethereum meningkat, dan menguat 6,01 persen.
Volume Ethereum yang diperdagangkan selama 24 jam terakhir hingga waktu penulisan adalah USD 20,22B atau 17,54 persen dari total volume seluruh mata uang kripto.
Harga telah diperdagangkan di kisaran USD 3.917,4316 hingga USD 4.549,7378 dalam tujuh hari terakhir.
"Pada harga saat ini, Ethereum masih turun 8,49 persen dari level tertinggi sepanjang masa di USD 4.864,06 pada 10 November," tutur Ibrahim.
Menurut Chief Strategy Officer Litedex Protocol Harris Sutresna dalam sebuah catatan pegerakan Ethereum ini juga diikuti oleh beberapa Altcoin lain yang mulai bergerak menuju bullish, seperti Shiba Inu yang sempat terkoreksi sangat dalam dan solana yang juga sudah mulai menembus level 200.
Sedangkan di tempat lain dalam perdagangan cryptocurrency, mata uang kripto Dogecoin (DOGE) menguat signifikan mencapai 5,14 persen dalam 24 jam terakhir.
Aset kripto yang menguat lainnya adalah polkadot (DOT) sebesar 0,48 persen dalam 24 jam terakhir ke level USD 36,73 per keping, solana (SOL) 1,84 persen dalam 24 jam terakhir ke level USD 205,18 per keping, dan USD coin (USDC) 0,01 persen dalam 24 jam terakhir ke level USD 0,99 per keping.
Sebagai informasi, uang kripto masih dilarang sebagai alat bayar di Indonesia. Namun, kripto termasuk komoditas bursa berjangka, sehingga tak masalah selama digunakan sebagai investasi maupun komoditas yang diperjualbelikan oleh para pelaku pasar.
Uang digital itu diatur oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan lewat Peraturan Bappebti No 2 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Pasar Fisik Komoditi di Bursa Berjangka. (mcr28/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Wenti Ayu