Update Peristiwa Sejumlah Pengemudi Ojol di Surabaya Jemput Paksa Jenazah Positif COVID-19

Kamis, 11 Juni 2020 – 06:45 WIB
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Trunoyudo (kanan) mendampingi Kapolda Jatim Irjen Pol M Fadil Imran (kiri). Foto: dok. ANTARA Jatim/Willy Irawan

jpnn.com, SURABAYA - Sejumlah pengemudi ojek online alias ojol di Surabaya, Jatim, melakukan aksi solidaritas dengan menjemput jenazah paksa rekan mereka berinisial DAW yang meninggal dunia akibat COVID-19 di RSUD dr Soetomo Surabaya, Minggu (7/6).

Polda Jawa Timur akan menindaklanjuti masalah tersebut.

BACA JUGA: Awalnya Menyerang Bocah Perempuan, COVID-19 Kalah Total di Daerah Ini

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko dikonfirmasi di Surabaya, Rabu (10/6), mengatakan pihaknya akan melakukan langkah penegakan hukum dengan mengedepankan langkah edukasi dan preventif.

"Kapolda Jawa Timur menyampaikan kami harus melakukan penegakan hukum, tapi secara solutif dan humanis. Tapi kami juga mempelajari aspek sosiologisnya, bagaimana solusinya dan tentu harus memberikan edukasi ke masyarakat," ujarnya.

BACA JUGA: Banyak Pasien COVID-19 Sembuh, Semoga Kabar Baik Terus Bertebaran

Selain langkah hukum, kata dia, Polda Jatim juga mempelajari aspek sosiologis yang mengedepankan 3T yakni testing, tracing hingga treatment pada pengemudi ojek daring hingga keluarga yang memakamkan tanpa protokol COVID-19.

Untuk upaya 3T yang dilakukan, Truno akan bekerja sama dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Jatim.

BACA JUGA: Perbuatan Zuraida Bersama 2 Pria Memang Sangat Keterlaluan, Oh, Dia Menangis

Hal ini, lanjut dia, penting agar para rekan pengemudi daring dan keluarga yang tertular bisa diidentifikasi dan dilakukan treatment agar tidak menular.

"Itu kan ada orang dalam risiko (ODR), tentunya kami harus melakukan testing. Setelah ada hasilnya ternyata reaktif dan harus tes usap. Kemudian yang kedua tracing pada rekan pengemudi daring atau pihak keluarga yang ikut memakamkan. Setelah itu dilakukan treatment apabila hasilnya positif, itu tugasnya pemerintah daerah dibantu Polri," tuturnya.

Perwira menengah dengan tiga melati itu mengakui di Indonesia memang ada tradisi untuk memberi penghormatan terakhir pada rekan atau keluarga yang meninggal.

"Di sini sekarang sudah masa transisi untuk ke normal baru, ini ada protokol kesehatan, ini terus kami edukasi. Jadi sesuatu yang tidak biasa sekarang harus dibiasakan," ucapnya.

Dia berpesan pada masyarakat untuk menyesuaikan diri dan mematuhi protokol pencegahan COVID-19 di masa transisi menuju normal baru ini.

"Vaksinnya belum ditemukan. Kita memasuki masa transisi menuju normal baru. Nah, ini sekarang ada protokol kesehatan yang memang tidak terbiasa menjadi normal nantinya adalah tetap disiplin pada protokol dan ikuti imbauan pemerintah," katanya.

Sebelumnya, sejumlah pengemudi ojek daring di Surabaya melakukan aksi solidaritas dengan menjemput seorang rekan mereka berinisial DAW yang meninggal dunia akibat COVID-19 di RSUD dr Soetomo Surabaya, Minggu (7/6).

Para pengemudi ojek daring meminta agar jenazah DAW dimakamkan tanpa protokol pemulasaraan jenazah COVID-19 karena yakin rekannya tak positif.

DAW dilaporkan terjatuh karena dijambret di sekitar kawasan Darmo Harapan Surabaya, dan pihak RS menyarankan pemakaman dengan protokol COVID-19 dengan menyebut status DAW sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

Usai dimakamkan tanpa protokol, hasil tes DAW keluar dan diketahui ternyata positif COVID-19. (antara/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler