Update Utang Indonesia Mencapai Rp 6.031 Triliun, Tetap Aman?

Selasa, 14 Februari 2023 – 12:57 WIB
Direktur Departemen Komunikasi Erwin Haryono membeberkan posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan IV 2022. Foto: JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Departemen Komunikasi Erwin Haryono membeberkan posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan IV 2022.

Posisi ULN Indonesia pada akhir triwulan IV 2022 tercatat sebesar USD 396,8 miliar atau Rp 6.031 triliun denga asumsi kurs rupiah Rp 15.200 per USD.

BACA JUGA: Coba Bandingkan Data Utang Indonesia dengan 11 Negara Maju Ini, Jleb Banget!

"Tetap terkendali," ungkap Erwin dalam keterangan yang dikutip dalam laman resmi bi.go.id, Selasa (14/2).

Menurutnya, terkendalinya utang Indonesia tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 30,1 persen.

BACA JUGA: Menkeu Sri Mulyani Bicara soal Utang Indonesia, Coba Simak Baik-Baik

Angka itu menurun dibandingkan dengan rasio pada triwulan sebelumnya sebesar 30,3 persen.

Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 87,3 persen dari total ULN.

BACA JUGA: Utang Indonesia Naik Lagi, Tembus Sebegini

Erwin menyebut agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

"Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," bebernya.

Lebih lanjut, BI menyebutkan utang Indonesia mengalami kontraksi sebesar 4,1 persen (yoy) pada triwulan IV 2022, melanjutkan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 6,7 persen (yoy).

Kontraksi pertumbuhan ini terutama bersumber dari ULN Pemerintah dan sektor swasta. Perkembangan posisi ULN pada triwulan IV 2022 juga dipengaruhi oleh faktor perubahan akibat pelemahan USD terhadap mayoritas mata uang global.

Utang Luar Negeri Menunjukkan Penurunan

Posisi ULN Pemerintah pada triwulan IV 2022 tercatat sebesar USD 186,5 miliar atau secara tahunan mengalami kontraksi sebesar 6,8 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 11,3 persen (yoy).

Perkembangan ULN tersebut didorong oleh peningkatan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik seiring dengan sentimen positif kepercayaan pelaku pasar global yang tetap terjaga.

Selain itu, terdapat penarikan neto pinjaman luar negeri yang digunakan untuk mendukung pembiayaan program dan proyek. Utang pemerintah berperan penting untuk mendukung upaya pemerintah dalam pembiayaan sektor produktif serta belanja prioritas.

"Termasuk kelanjutan upaya akselerasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)," tegas Erwin.

Pemerintah terus berkomitmen agar ULN dikelola secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja, yang antara lain mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (24,4 persen dari total ULN Pemerintah), jasa pendidikan (16,5 persen), administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,5 persen), konstruksi (14,2 persen), serta jasa keuangan dan asuransi (11,4 persen).

Posisi ULN Pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,8 persen dari total ULN Pemerintah.

Erwin menuturkan ULN swasta juga melanjutkan tren kontraksi pertumbuhan. Posisi ULN swasta pada triwulan IV 2022 tercatat sebesar USD 201,2 miliar, atau secara tahunan mengalami kontraksi sebesar 1,8 persen (yoy), melanjutkan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 2,0 persen (yoy).

Perkembangan ini didorong oleh pembayaran neto utang dagang, surat utang, dan pinjaman sejalan dengan pola kuartalan pembayaran ULN. Pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) mengalami kontraksi sebesar 1,5 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 1,3 persen (yoy).

"Struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya," ungkap Erwin.(mcr10/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler