jpnn.com, TEHRAN - Sepanjang pekan lalu pemerintah Iran menggunakan kekerasan untuk meredam aksi demonstrasi yang pecah di seantero negeri tersebut. Akibatnya, ratusan warga sipil tewas dan ribuan lainnya ditangkap hanya karena memprotes kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Namun, hari ini Senin (25/11), pemerintah Iran justru memamerkan aksi massa yang berlangsung di Tehran. Maklum, aksi yang dipimpin komandan pasukan elite Garda Revolusi Iran ini bertujuan mendukung pemerintah.
BACA JUGA: Didakwa Korupsi, Netanyahu Sibuk Bicara soal Ancaman Iran
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Abbas Mousavi menyebut aksi ini representasi sesungguhnya dari rakyat Iran. Dia pun meminta negara-negara yang selama ini mengganggu Iran, seperti Amerika Serikat, Israel dan Arab Saudi, untuk menyaksikan aksi tersebut.
"Saya merekomendasikan mereka (negara asing) menyaksikan unjuk rasa hari ini, untuk melihat siapa sesungguhnya orang-orang di Iran dan apa yang mereka katakan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Abbas Mousavi, dalam pernyataan yang disiarkan stasiun TV pemerintah.
BACA JUGA: 100 Orang Tewas, Rezim Iran Rayakan Kemenangan Atas Demonstran
Iran menyalahkan pihak asing atas demonstrasi antipemerintah sepanjang pekan lalu. Intervensi asing disebut sebagai pemicu demonstran turun ke jalan dan melakukan kerusuhan.
Sedikitnya 100 bank dan puluhan bangunan dibakar dalam kekerasan terparah di Iran sejak Revolusi Hijau 2009. "Kami terkejut bahwa menteri luar negeri dari salah satu negara asing tertentu tanpa tahu malu meminta video pembakaran bank dikirim ke mereka," kata Mousavi.
BACA JUGA: Iran Kembali Tembak Jatuh Drone Asing dengan Rudal Buatan Dalam Negeri
Mousavi pun mengklaim bahwa Iran menghargai hak asasi warga untuk berkumpul dan menyuarakan pendapat. Namun, yang terjadi pekan lalu bukanlah aksi demokratis.
"Kami mengakui hak untuk berkumpul secara damai. Namun situasinya berbeda bagi para perusuh dan kelompok yang mendapat arahan (dari asing)," tutur dia.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pekan lalu meminta pengunjuk rasa Iran agar mengirim foto atau video kekerasan aparat. "Amerika Serikat akan mempublikasi dan mengecam penyiksaan terhadap massa," katanya. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil