jpnn.com, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian meminta kepala daerah tidak mengeluarkan kebijakan yang kontroversial dan membuat masyarakat panik. Pernyataan itu disampaikan Tito usai bertemu langsung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (17/03).
Tito mengatakan, Covid-19 sebetulnya menimbulkan dampak kematian yang relatif rendah dibandingkan dengan virus yang lainnya. "Kami tidak ingin kemudian isu yang muncul ke publik membuat panik sehingga akhirnya muncul dampak lain selain masalah virus itu sendiri, termasuk masalah ekonomi, dan lain-lain," kata Tito.
BACA JUGA: Bertemu Anies, Tito Singgung Keputusan Karantina Wilayah
Tanpa bermaksud meremehkan virus yang tengah menjadi pandemi itu, Tito menilai Covid-19 dapat diantisipasi dan dilakukan langkah mitigasi untuk penanganan dan penularannya.
"Meskipun sekali lagi tingkat kematian Covid-19 ini relatif rendah, banyak case menunjukkan bahwa banyak yang sembuh, mereka memiliki daya tahan tubuh yang kuat, namun tentunya kami juga berkewajiban mencegah terjadinya penularan. Oleh karena itu, kami diskusikan bagaimana untuk membendung penularan, terutama untuk yang beresiko tinggi karena daya tahan yang rendah karena usia lanjut atau adanya penyakit bawaan," ujarnya.
BACA JUGA: Para Kepala Daerah dan PNS Wajib Simak Instruksi Tito Karnavian
Mengutip berbagai sumber termasuk Statment Ketua Ikatan Dokter Paru Indonesia Agus Dwi Susanto menyebutkan bahwa Case fatality rate atau angka kematian COVID-19 lebih kecil dibanding SARS dan MERS. Agus juga menjabarkan mortalitas pembanding antara ketiga virus tersebut. SARS memiliki risiko kematian sebesar 10 persen, MERS sebesar 40 persen, sementara COVID-19 hanya sebesar 2 persen hingga 3 persen.
Oleh karena itu, Tito mengajak semua pihak untuk optimis melakukan penanganan dan pencegahan penularan Covid-19 dengan melakukan tindakan preventif hingga mitigasi yang tepat. (tan/jpnn)
BACA JUGA: Satu Warga Banten Meninggal, Lima Positif Corona
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga