Usai Dilarikan Dukun, Mahasiswi di Padang Sering Murung, Ada Infeksi di Rahimnya

Minggu, 01 Agustus 2021 – 08:16 WIB
Ilustrasi pemerkosaan. Grafis: Rahayuning Putri Utami/JPNN.com

jpnn.com, PESISIR SELATAN - Mahasiswi sebuah universitas negeri di Padang Sumatera Barat berinisial VR mengalami trauma berat.

VR sempat dilaporkan dibawa kabur oleh pria yang dikenal sebagai dukun kampung. Cewek berusia 22 tahun itu dirawat di rumah sakit karena adanya infeksi di tubuhnya.

BACA JUGA: Jangan Coba-Coba Minta Bantuan kepada Dukun Ini, Polisi Sudah Bergerak

Kakak VR berinisial F mengatakan, usai kejadian itu, adiknya terpaksa dirawat di rumah sakit di Padang untuk menjalani perawatan medis.

"Sejak kemarin siang dirawat. Sementara kata dokter (ada) infeksi rahim dan saluran kemih. Saat ini kondisi adik saya sadar, tetapi sering murung. Setiap berbicara dengan seseorang selalu meneteskan air mata,” kata F seperti dilansir Posmetro Padang, Sabtu (31/7).

BACA JUGA: Maksud Hati Ingin Punya Anak, Pasutri Datangi Dukun, Malah Dapat Malapetaka

Menurut F, pihak keluarga tidak terima dengan kondisi VR sehingga mereka memutuskan untuk membuat laporan terhadap dukun kampung berinisial C tersebut atas adanya dugaan pemerkosaan serta penggelapan.

"Kami laporkan (dugaan) pemerkosaan dan penggelapan sepeda motor. Sampai sekarang keberadaan sepeda motor (yang dibawa V) belum diketahui," tutur F.

BACA JUGA: Dukun Beraksi, Modusnya Keren Banget, Korban Tertipu Rp 36 Miliar

Lembaga swadaya masyarakat (LSM) peduli perempuan Women’s Crisis Center Nurani Perempuan yang sudah memintai keterangan keluarga VR, menduga adanya tindakan pemerkosaan sepanjang VR dibawa pria disebut dukun tersebut.

"Kami masih belum bisa menggali keterangan VR lebih dalam. Hal ini lantaran kondisi trauma dan mendapatkan perawatan medis. Kami baru kemarin ketemu (korban), melihat kondisinya dalam kesakitan tentu belum bisa diajak ngobrol. Kami masih mendalami, situasi kondisi belum stabil,” kata Direktur Women’s Crisis Center Nurani Perempuan, Rahmi Merry Yenti, seperti dilansir Posmetro Padang.

Merry mengatakan, saat VR dimintai keterangan oleh penyidik dalam berita acara perkara (BAP), korban mengakui adanya tindakan pemerkosaan dan pemaksaan.

Tiga pengacara yang berasal dari Rumah Bantuan Hukum (RBH) ikut memberikan dukungan dengan mengawal kasus ini.

"Kami mendapat kuasa dari VR dan keluarga. Ini terkait dugaan pemerkosaan dan penggelapan berupa satu unit sepeda motor,” kata salah seorang penasihat hukum VR, Jefrinaldi didampingi Gusman, dan Sonny Dali Rakhmat.

Jefrinaldi mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan kepolisian terkait yang dialami kliennya.

Menurutnya, saat ini, kasus tersebut ditangani Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Pesisir Selatan.

"Kami sudah ke Polsek Lengayang. Kami koordinasi dan menanyakan perkembangan laporan. Kasus telah dilimpahkan ke polres karena unit PPA tidak ada di polsek,” katanya.

Kasat Reskrim Polres Pesisir Selatan AKP Hendra Yose menuturkan sampai saat ini pihaknya masih mendalami kasus dugaan pemerkosaan yang dialami VR.

"Masih tahap lidik. Laporan masalah pemerkosaan. Kami tindak lanjuti. Kami juga telah melakukan visum terhadap mahasiswi yang menjadi korban," katanya.

Sebelumnya, kasus ini sempat menjadi perhatian masyarakat Sumbar lantaran VR dinyatakan hilang saat hendak pergi kuliah kerja nyata (KKN). Keluarga menduga pria berinisial C membawa kabur.

Setelah dinyatakan hilang sepekan, korban sempat muncul lewat video TikTok menyatakan bahwa kepergiannya dari rumah atas kemauan sendiri. Bahkan upaya itu lantaran mengaku saling sayang dengan pria yang disinyalir telah memiliki istri.

Tak hanya itu, dalam video mahasiswi ini juga menyebutkan telah melangsungkan pernikahan sehari setelah dinyatakan hilang atau 14 Juli 2021 sekitar pukul 22.00 WIB. Pernikahan itu berlangsung di Kayu Aro, Kerinci.

VR hilang kontak dengan keluarganya sejak Selasa (13/7). Dugaan korban dibawa kabur dukun, diperkuat adanya pesan WhatsApp dari sang dukun yang menyampaikan permintaan maaf untuk membawa korban, tetapi tidak menyebut ke mana korban dibawa.

Hingga Minggu (18/7), korban VR belum diketahui keberadaanya. Bahkan, pihak keluarga sudah melapor ke Polsek Lengayang, namun belum membuahkan hasil. Meskipun begitu, polisi masih terus melacak kebaradaan sang dukun.

“Adik saya ini awalnya pergi KKN, karena KKN sekarang dilaksanakan sesuai domisili, jadi adik saya KKN ke kampung sebelah,” kata kakak korban, F, Minggu (18/7).

F menyatakan, keluarga yakin adiknya dibawa kabur oleh si dukun lantaran beberapa hari sebelumnya sempat menemani sang ayah pijit ke tempat dukun tersebut.

Bahkan, si dukun sempat mengirim pesan singkat melalui WhatsApp.

"Adik saya pergi KKN pukul 10.00 WIB, pukul 18.20 WIB, dia (dukun) WhatsApp ayah. 'Maaf pak, ini C******, VR saya bawa'. Itu aja WhatsApp-nya,” kata F.

Setelah mengirim pesan singkat, nomor telepon seluler tersebut tidak aktif. Begitu juga dengan nomor handphone adiknya. Menurut F, adiknya sempat terdeteksi di daerah Kerinci.

"Terdeteksi di Kerinci, tetapi setelah dicari, tidak ketemu. Terdeteksi juga pernah ke hotel, pakai sepeda motor NMAX, tetapi ditolak pihak hotel ketika itu, karena tidak ada ikatan nikah,” ujarnya.

F menduga adiknya telah diguna-guna atau dihipnotis oleh sang dukun, karena selama ini adiknya tidak pernah membantah orang tua. Sebelumnya, adiknya juga tidak pernah berkomunikasi dengan dukun tersebut.

"Kalau memang sadar, saya yakin adik saya tidak akan mau. Pasti ini guna-guna. Saya yakin adik saya kena hipnotis," kata F. (tim/posmetropadang)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler