JAKARTA--Perayaan Maulid Nabi "Dzikir Akbar Majelis Rasulullah" yang dipusatkan di kawasan Tugu Monas, Kamis (24/1) sudah usai. Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu II telah meninggalkan tempat itu. Termasuk ribuan jemaah Majelis Rasulullah yang perlahan-lahan mulai meninggalkan lokasi. Hanya tersisa puluhan di antaranya yang masih merapikan panggung dan sejumlah tenda tempat Presiden.
Namun, setelah acara ini usai, tampak sampah berserakan di sejumlah titik tempat jemaah berkumpul. Ribuan selembaran koran, plastik, tikar tak terpakai, bungkus makanan dan kemasan minuman terlihat di sana-sini.
Berdasarkan pantauan JPNN, hingga siang hari para petugas kebersihan tampak sibuk membereskan tumpukan lembaran kertas bekas tempat duduk ribuah jemaah Majelis Rusulullah itu.
Sebanyak empat truk sampah dikerahkan untuk membereskan sampah. Tidak hanya petugas dari Dinas Kebersihan, pengumpulan sampah juga dilakukan oleh para pemulung. Mereka tentunya adalah orang yang paling bersyukur karenaa merasa ketiban rezeki dengan banyaknya sampah kertas yang bernilai jual beli untuk daur ulang itu. Dengan sebuah karung plastik putih, belasan pemulung berjalan keliling memungut sampah yang ada.
"Tadi ikut dzikir juga, sekarang kerja dulu cari nafkah. Orang-orangnya enggak tertib sampah buang sembarangan. Ya kita pungut saja buat nambah-nambah penghasilan," kata Inah seorang ibu yang biasa memungut sampah di sekitar Monas. Para pemulung ini seperti berlombaa mendapatkan sampah yang bisa didaur ulang. Terutama kemasan minum.
Sementara itu, aktivitas di Monas tidak mendadak sepi. Jemaah Majelis Rasulullah yang belum meninggalkan tempat ini memanfaatkan waktu untuk rekreasi dan berkeliling dengan dokar. Sejumlah wisatawan manca negara pun tampak menikmati liburan di Monas meski gerimis dan mendung menyelimuti Jakarta. (flo/jpnn)
Namun, setelah acara ini usai, tampak sampah berserakan di sejumlah titik tempat jemaah berkumpul. Ribuan selembaran koran, plastik, tikar tak terpakai, bungkus makanan dan kemasan minuman terlihat di sana-sini.
Berdasarkan pantauan JPNN, hingga siang hari para petugas kebersihan tampak sibuk membereskan tumpukan lembaran kertas bekas tempat duduk ribuah jemaah Majelis Rusulullah itu.
Sebanyak empat truk sampah dikerahkan untuk membereskan sampah. Tidak hanya petugas dari Dinas Kebersihan, pengumpulan sampah juga dilakukan oleh para pemulung. Mereka tentunya adalah orang yang paling bersyukur karenaa merasa ketiban rezeki dengan banyaknya sampah kertas yang bernilai jual beli untuk daur ulang itu. Dengan sebuah karung plastik putih, belasan pemulung berjalan keliling memungut sampah yang ada.
"Tadi ikut dzikir juga, sekarang kerja dulu cari nafkah. Orang-orangnya enggak tertib sampah buang sembarangan. Ya kita pungut saja buat nambah-nambah penghasilan," kata Inah seorang ibu yang biasa memungut sampah di sekitar Monas. Para pemulung ini seperti berlombaa mendapatkan sampah yang bisa didaur ulang. Terutama kemasan minum.
Sementara itu, aktivitas di Monas tidak mendadak sepi. Jemaah Majelis Rasulullah yang belum meninggalkan tempat ini memanfaatkan waktu untuk rekreasi dan berkeliling dengan dokar. Sejumlah wisatawan manca negara pun tampak menikmati liburan di Monas meski gerimis dan mendung menyelimuti Jakarta. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahok Merasa Gagal Atasi Banjir
Redaktur : Tim Redaksi