jpnn.com, JAKARTA - Seorang petualang dari Bogor, Hendra Wijaya terbang ke Alaska, Kutub Utara, menyelesaikan misi keduanya dalam ekspedisi bertajuk Southern Force Hendra Wijaya’s Adventure & Expeditions 2017-2018.
Ada 10 event yang dilakoni Kang Hendra, sapaan akrabnya, dalam misi Southern Force itu. Pertama, mengikuti Great Himalayan Race (GHR) sejauh 1800 kilometer dengan total tanjakan 90.000 meter. Ini ditempuh 45 hari, mulai 1 April-24 Mei 2017 lalu.
BACA JUGA: Tunda Tamat Kuliah Demi 7 Gunung Tertinggi di Dunia
Hendra sudah menuntaskan GHR. Dia telah kembali ke Jakarta 1 Juni kemarin. Dalam GHR, tercatat hanya ada sembilan penamat (finisher) dari luar negeri termasuk Hendra. Serta lima finisher asal Nepal. Padahal ada 45 orang yang ambil bagian dalam race yang konon jalurnya bisa dilihat dari bulan itu.
Kini pria 51 tahun itu akan menjalani misi keduanya yakni mendaki Gunung Denali yang memiliki ketinggian 6190 meter di atas permukaan laut. Hendra akan mendaki bersama tiga peserta, masing-masing, dari Hungaria, Amerika, dan Jerman di gunung tertinggi di Kutub Utara.
Mereka akan dipandu oleh seorang lead guide yang dibantu dua orang anggota timnya. Kang Hendra mengatakan, tidak ada persiapan khusus untuk mendaki satu di antara tujuh puncak tertinggi di dunia atau World 7 Summit itu. “Kecuali mengembalikan kondisi fisik saya supaya kembali prima,” kata Hendra, di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (19/6).
Hendra mengaku menjadikan GHR kemarin sebagai proses aklimatisasi sebelum ke Denali. Itu karena rute GHR banyak yang melewati ketinggian di atas 5000 mdpl bahkan ada yang hingga sampai 5755 mdpl.
Selain itu, Hendra menambah asupan gizi yang sempurna dan mengembalikan berat badannya yang susut 11 kilogram setelah GHR. Tapi itu tidak maksimal karena tiga hari setelah finish GHR, Hendra tak absen menjalankan ibadah puasa Ramadan.
“Hari ini saya sudah harus terbang ke Alaska untuk mendaki Denali yang rencananya akan start pada 28 Juni,” katanya.
Hendra memastikan akan tetap menjalani ibadah puasa di Alaska. “Insyaallah, setiba di Alaska saya akan tetap puasa. Di Alaska durasi puasanya subuh sampai maghrib sangat lama yaitu 22 jam. Ini tantangan buat saya. Bismillah,” ujarnya.
Menurutnya, rencana yang dibuat organizer atau pemandu semasa di sana, rute Denali yang akan start di kamp di ketinggian 2200 mdpl itu ditempuh dalam 22 hari. Namun tentu ini tergantung cuaca yang belakangan ini dikabarkan kerap terjadi badai salju ekstrim dan dilaporkan suhu drop hingga minus 48 hingga 55 derajat celcius.
“Saya akan melihat situasi dan kondisi kalau cuaca bagus, dan diizinkan oleh organizer saya akan bergerak lebih cepat dari 22 hari itu. Mohon doa semoga misi saya membawa Merah Putih ini akan berhasil,” tambah Hendra.
Jika Hendra berhasil mewujudkan semua mimpinya itu maka kelak dia akan berhasil mendaki tujuh puncak dunia karena saat ini dia sudah menjejakkan kaki di tiga gunung tertinggi di dunia yakni Mt Kilimanjaro 5895 mdpl di Tanzania, Afrika; Redfox Elbrus Race to Summit 5642 mdpl di Rusia; dan Cartenz Pyramid Summit 4884 mdpl di Papua.
Seseorang yang berhasil menggapai seven summit disebut 7 Summiters. 7 Summiters yang juga sukses menjalani ekspedisi ke Kutub Utara dan Kutub Selatan akan berhak menyandang predikat “Explorers Grand Slam”. Hendra sendiri sudah pernah menjelajah Kutub Utara sebelum ini. Yakni pada saat dia mengikuti even Likeys 6633 Ultra sejauh 566 km pada 2015 lalu. (boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy