Usai Pesta Pernikahan: Dua Tewas dan Tiga Kritis, Begini Kronologinya

Senin, 11 Januari 2016 – 08:11 WIB
Salah satu korban bentrok antara pemuda Kelurahan Toboko dan Kelurahan Kota Baru Kecamatan Ternate Selatan, Kota Ternate Provinsi Maluku Utara (Malut), Minggu (10/1) dini hari sekitar pukul 04.10 WIT. FOTO: Malut Post/JPNN.com

jpnn.com - TERNATE – Bentrok antara pemuda Kelurahan Toboko dan Kelurahan Kota Baru Kecamatan Ternate Selatan, Kota Ternate Provinsi Maluku Utara (Malut) pecah, Minggu (10/1) dini hari sekitar pukul 04.10 WIT.

Dari peristiwa yang terjadi di perbatasan antara Kelurahan Toboko dan Kelurahan Kota Baru tepat di jalan Gang Kayu Buah itu mengakibatkan dua warga tewas, yakni Dedi Ridwan (29) warga Kelurahan Toboko dan Zulkifli Hamis (24), warga Kelurahan Tanah Tinggi. Sementara tiga orang kritis, yakni  Fadli Apison (25), Basrun Fusum (43) dan Fitra Riski (15) yang sementara dirawat ke RSUD dr. Chasan Boesoerie Ternate.   

BACA JUGA: Buku Nikah yang Diteken SDA tak Dipakai Lagi, Ada yang Baru

Insiden ini berawal dari pelemparan batu usai acara pesta pernikahan salah satu warga Toboko. Sebelum acara pesta usai, di sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP), sempat terjadi aksi pelemparan batu dari arah timur laut yang mengenai beberapa rumah di lokasi tersebut. Awalnya, kelompok pemuda Toboko yang melihat hal tersebut tidak ambil pusing dengan aksi pelemparan yang diketahui dilakukan oleh pemuda Kota Baru.

Hal tersebut baru diketahui ketika puluhan pemuda Kota Baru menyerang  pemuda Toboko di lokasi pesta, sehingga aksi saling serang  pun tak terhindarkan. Aksi saling lempar batu yang berlangsung sekitar 30 menit itu cepat diamankan 1 peleton Dalmas Polres Ternate.

BACA JUGA: Duh Miris Banget! Bocah 6 Tahun Derita AIDS

Saat tiba di TKP polisi yang dilengkapi senjata lengkap itu, langsung membuang tembakan gas air mata di dua kelompok pemuda yang saling bentrok tersebut. Bukan cuma itu saja, polisi juga mengeluarkan serentetan tembakan. Dua warga terkena tembakan yakni Fadli Apison (25) yang terkena tembakan di bagian betis kaki kiri dan Basrun Fusum (43) di bagian leher.

Setelah massa dua kelurahan itu dibubarkan oleh pihak Dalmas Polres Ternate, berselang beberapa menit kemudian atau sekitar pukul 05.45 WIT, massa dua kelurahan itu kembali saling serang. Kali ini terjadi di bagian jalan pantai reklamasi antara perbatasan Kelurahan Toboko dan Kota Baru. Aksi saling lempar itu terjadi sekitar 45 menit. Namun langsung diamankan 1 peleton Dalmas Polres Ternate.

BACA JUGA: Kisah Istri yang Sering Pamit Dinas ke Luar Kota, Ternyata Hohohihi Bersama Selingkuhan

Anggota Dalmas yang tiba di TKP langsung membuang tembakan gas air mata yang diikuti tembakan ke arah massa Toboko. Akibatnya salah satu warga toboko bernama Dedi Ridwan (29) tewas di TKP karena terkena tembakan di bagian kepala. Sementara salah satu warga Kelurahan Tanah Tinggi bernama Zulkifli Hamis (24) yang tergabung dalam massa Toboko juga ikut tewas lantaran ditabrak oleh truk Dalmas Polres Ternate dan terseret sejauh kurang lebih 40 meter.

Akibat tabrakan itu, bagian badan dan kepala korban mengalami luka kupas yang serius. Zulkifli sempat dilarikan di RSUD Chasan Boesoirie, namun nyawa tak tertolong. Korban  menhembuskan nafas terakhirnya akibat darah yang dikeluarkannya cukup banyak. Selain Zulkifli, salah satu remaja, Fitra Riski (15) warga Kelurahan Kota Baru juga jadi korban tabrakan mobil Dalmas polisi. Akhirnya siswa SMP Al-Irsyad itu mengalami luka sobek di bagian kepala dan telinganya.

Menurut salah satu saksi mata, Alwi Alhadad (61) warga Kelurahan Toboko saat ditemui Malut Post (Grup JPNN.com) di rumah duka Dedi Ridwan, mengaku jika dirinya melihat langsung aksi penembakan yang dilakukan anggota polisi.

“Saat mobil dalmas tiba, polisi langsung membuang gas air mata ke arah warga Toboko, dan saya juga melihat ada dua orang anggota polisi yang berdiri jongkok dengan senjata lengkap, melepaskan tembakan ke arah pemuda Toboko,” kisahnya.

“Saat mereka menembak, saya melihat Dedi Ridwan langsung tergeletak di atas aspal. Saya saat itu merasa kasihan, langsung menghampiri Dedi dengan mengangkat kedua tangan saya, namun pihak kepolisian masih juga mengeluarkan tembakan ke arah saya. Sayapun langsung tak sempat menolong Dedi, karena saya takut kena tembakan, tapi saya sempat melihat Dedi kena tembakan di bagian pelipis atasnya,” ujar Alwi.

Dia juga menyesali dengan aksi anggota Dalmas Polres Ternate tersebut. "Kami sesalkan aksi yang dilakukan itu, kenapa tidak membuang tembakan peringatan, tetapi langsung membuang tembakan gas air mata dan tembakan peluru tajam ke arah warga Toboko. Dan lebih sadis lagi, ada warga yang terseret menggunakan mobil dalmas" sesal Alwi.

Menyikapi aksi anggotanya, Kapolres Ternate, AKBP Kamal Bahtiar, menegaskan, pihaknya anak mengusut tuntas aksi penembakan yang diduga kuat dilakukan anak buahnya tersbeut. “Bukti-bukti sementara kita kumpulkan, begitu juga dengan saksi-saksi. Mereka di antaranya 5 personil Dalamas, dan satu orang warga Toboko,” terang Kamal.

Dalam jumpa pers di Kantor Polres kemarin (10/1), Kamal justru membantah jika anggotanya yang melakukan penembakan.

“Intinya, kita sudah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), sebab amunisi yang digunakan anggota kita itu peluru karet,” bantah Kapolres.

Pasalnya, dari barang bukti yang didapatkan, kata Kapolres, tidak hanya  amunisi V2 Sabhara, yakni varaian yang  dikhususkan untuk kepolisian melumpuhkan bukan membunuh. 

“Dari barang bukti di lapangan, ada juga amunisi lain sehingga kita masih lidik,” kata Kamal.

Dia mengatakan polisi mengeluarkan tembakan peringatan karena dilempari massa. “Sementara penembakan di TKP kedua masih kita selidiki,” terangnya.

Sementara, hasil visum terhadap korban Dedi, sebagaimana dilakukan tim Doker Polda Malut menyatakan jika peluru yang menembus kepala Dedi adalah jenis peluru tajam. Namun, hal tersebut enggan dijelaskan Kamal dengan alasan penyelidikan.

“Masih diselidiki, kita tidak mau nantinya ada opini publik yang macam-macam,” tambahnya.

Dia mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan tim forensik Mabes Polri, guna dilakukannya otopsi. ”Untuk identitas kelima oknum anggota, saya belum kantongi, jadi belum bisa saya beberkan,” katanya.

Hingga saat ini dua perbatasan tersebut masih mencekam, dan hanya dijaga TNI. Sebab, warga Toboko mengancam kehadiran polisi untuk melakukan penjagaan. 

Sementara sekitar pukul 16.00 wit aksi kembali memanas ketika dua jenazah yang diantarkan warga melewati depan polres Ternate di jalan Hasan Esa, Kelurahan Takoma melempari kantor Polres Ternate. Meski aksi mereka dihentikan pihak TNI yang saat itu mengawal dan menjaga ketat jalannya proses pemakaman, tidak dihiraukan warga.

Tidak terima, kantor mereka dilempari, puluhan anggota Dalmas Sabhara lalu berlarian keluar dan membalas aksi warga. Beruntung, berhasil diredam pihak TNI. Hanya saja, upaya pihak TNI untuk memadamkan emosi personil polisi tidak diindahkan, sehingga salah seorang anggota TNI juga sempat terkena lemparan batu yang dilakukan polisi.

Sontak, aksi polisi mengundang kemarahan anggota TNI, sehingga dua institusai ini nyaris bentrok.

“Kita bakar saja Polres,” teriak salah satu anggota TNI. Beruntung, emosi dua intitusi ini berhasil diredam komandan lapangan masing-masing.

Kedua korban telah dikebumikan pihak keluarga kemarin, sekitar pukul 16.00 WIT di Tempat Perkuburan Umum (TPU), Santiong, Ternate Tengah.(tr-05/cr-1/jfr/fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Geger! Ditemukan Mayat, Ini Identitasnya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler