jpnn.com, ALEPPO - Militer Amerika Serikat (AS) salah sasaran serangan.
Kamis petang (16/3) serangan udara Paman Sam mengenai sebuah masjid di Al-Jineh, Provinsi Aleppo.
BACA JUGA: Oalah... Ternyata Ini Video soal Bantuan IHR di Aleppo
Itu adalah wilayah yang dikuasai oposisi bersenjata. Pada saat serangan terjadi, penduduk baru saja selesai salat berjamaah.
Diperkirakan saat itu ada lebih dari 300 orang di dalam masjid.
BACA JUGA: Polri Dalami Video Donasi via IHR Sampai ke Pemberontak
Serangan brutal tersebut akhirnya merenggut 42 nyawa. Mayoritas adalah warga sipil.
"Lebih dari 100 orang terluka," ujar Ketua Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) Rami Abdel Rahman.
Korban luka maupun tewas bisa bertambah. Sebab, masih banyak korban yang terjebak di balik reruntuhan masjid.
Sebagian besar bangunan masjid itu rata dengan tanah.
Relawan Syria Civil Defence atau yang lebih dikenal dengan White Helmets berada di lokasi untuk menolong para korban.
Mereka berusaha mengeluarkan para korban yang masih tertimbun.
White Helmets sempat menghentikan operasi penyelamatan setelah menemukan 42 korban tewas dan sekitar seratus korban luka.
Namun, mereka kembali lagi setelah mendengar suara erangan dari balik reruntuhan. Hingga kemarin (17/3) operasi pencarian korban masih berlangsung.
Salah seorang saksi mata Abu Muhammad mengungkapkan, dirinya mendengar suara ledakan sangat keras ketika masjid tersebut dibom.
Saat itu, jamaah di masjid baru saja selesai salat dan jamaah laki-laki akan mendengarkan khotbah.
Muhammad melihat 15 jenazah tergeletak dan bagian tubuh yang berceceran.
"Kami bahkan tidak bisa mengenali beberapa jenazah (karena tubuhnya hancur, Red)," ungkapnya.
Banyaknya pesawat tempur yang melintasi langit Syria membuat SOHR kesulitan mendeteksi pesawat siapa yang bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Namun, penduduk setempat meyakini bahwa pesawat yang menjatuhkan bom adalah milik AS.
Di lain pihak, militer AS menampik tudingan bahwa mereka sengaja menyerang masjid di Al-Jineh.
Juru Bicara Central Command (Centcom) AS Kolonel John J. Thomas mengungkapkan, mereka memang melakukan serangan udara di Idlib.
Namun, dia tidak menyebutkan dengan pasti area yang diserang.
Nah, Al-Jineh berada di wilayah perbatasan Provinsi Aleppo dan Idlib.
Menurut Thomas, pihaknya menengarai ada pertemuan anggota Al Qaeda di kawasan yang mereka serang.
"Serangan itu menghancurkan separo gedung pertemuan yang dipakai anggota Al Qaeda pada saat itu. Gedung itu bukan masjid dan tidak digunakan untuk masjid," ujarnya.
Thomas menambahkan, gedung yang diduga berisi anggota Al Qaeda itu hanya berjarak 15 meter dari sebuah masjid.
Dia bersikukuh bahwa setelah serangan, masjid yang lokasinya berdekatan tersebut masih berdiri.
Setidaknya dari gambar satelit yang mereka miliki, masjid itu masih utuh.
Berbeda dengan Centcom, SOHR menegaskan bahwa Al-Jineh memang dikuasai oleh oposisi bersenjata.
Namun, pada saat kejadian, tidak ada kelompok militan di lokasi kejadian.
Yang dimaksud militan adalah kelompok seperti Al Qaeda dan pecahannya.
Pasukan koalisi AS ikut terjun di perang Syria sejak 2014.
Militer AS mengakui, mereka tidak sengaja telah menewaskan 220 penduduk sipil dalam serangan-serangan selama tiga tahun ini.
Namun, banyak kritikus yang menyatakan bahwa jumlah korban sipil yang tewas akibat salah sasaran dari jet tempur AS jauh lebih banyak. (AFP/Reuters/CNN/sha/c6/any/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia