jpnn.com, PONTIANAK - Yohanes Franky mengakhiri hidupnya dengan cara yang sangat tragis.
Dia menenggak racun nyamuk lalu gantung diri di rumahnya di Gang Tengkawang 2, Jalan Nyi Ageng Sarang, Perum III, Pontianak Timur, Rabu (29/3).
BACA JUGA: Lah...Pasutri Kok Sepakat Gantung Diri di Sungai
Tak ada yang menyangka Yohanes nekat menghabisi nyawanya dengan cara yang mengerikan tersebut.
Selama ini, dia dikenal pendiam dan tak memiliki masalah.
BACA JUGA: Bunuh Diri Cara Ngeri, Tulis Pesan di Laptop, Katanya..
Dia tinggal bersama dua adik sepupunya, Ardetlya (19) dan Viana (17).
Pada saat kejadian, Ardetlya dan Viana tidak berada di rumah.
BACA JUGA: Derita Istri Lihat Suami Gantung Diri
Ketika Ardetlya dan Viana pulang sekitar pukul 16:30, mereka melihat rumah dalam keadaan sepi. Pintu juga terkunci dari dalam.
Ardetlya mengetuk pintu dan memanggil abang sepupunya tersebut.
Namun, tidak ada jawaban dari Yohanes.
Dia lalu mengintip bagian dalam rumah. Suasana tampak sepi.
Ardetlya membuka jendela yang tidak terkunci. Setelah itu, dia membuka pintu.
Setelah masuk ke rumah, dia mendapati Yohanes sudah tergantung dengan seutas tali di dapur.
“Adik sepupunya langsung menjerit dan menangis, melihat Yohanes sudah tak bernyawa dengan posisi tergantung,” ungkap Kapolsekta Pontianak Timur Kompol Abdul Hafidz, Kamis (30/3).
Adik sepupu korban langsung memberitahu tetangganya.
Menurut keterangan Ardetlya dan Viana, sewaktu ditinggal pergi ke tempat kerja/kursus, Yohanes tampak seperti biasanya.
Kala itu, Yohanes sedang membersihkan rumah.
Polisi langsung melakukan penyelidikan, termasuk memeriksa laptop milik korban.
Yohanes ternyata meninggalkan pesan di laptop.
Dia menulis pesan bahwa dirinya tak kuat menanggung tanggung jawab yang diberikan orang tuanya.
“Selanjutnya korban memakan obat nyamuk bakar sebanyak satu kotak, kemudian baru gantung diri,” beber Hafidz.
Dia mengatakan, jajarannya sudah memeriksa saksi. Kasus ini murni gantung diri.
“Dugaan kuat memang karena tekanan atau beban hidup,” katanya.
Yohanes diturunkan dari tali gantungan dengan seizin tim identifikasi Polresta Pontianak sekitar pukul 18:30.
Selanjutnya, sekitar pukul 18:45, jasad Yohanes dibawa ke Dokkes Polda Kalbar menggunakan ambulance untuk divisum.
“Pihak keluarga menolak dilakukan autopsi dan menganggap kejadian tersebut adalah musibah,” ungkap Hafidz. (zrn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketika Reny Panggil Nama Bos JKT48 tapi tak Ada Jawaban
Redaktur & Reporter : Ragil