USD Berjaya, Rupiah Diprediksi Lanjutkan Pelemahan

Selasa, 02 Maret 2021 – 11:04 WIB
Dolay berjaya mengakibatkan rupiah melanjutkan pelemahan pada hari ini. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (2/3) diprediksi masih akan melemah.

Analis Samuel Sekuritas Ahmad Mikail menyatakan, pelemahan dipicu stimulus fiskal dan data ekonomi di Amerika Serikat.

BACA JUGA: Rupiah Ditutup Menguat Tipis, Ini Prediksi Nilai Tukar Besok

"Nilai tukar rupiah terhadap dolar dengan kurs JISDOR kami perkirakan melemah terbatas ke level Rp 14.300 per USD. Kenaikan indeks dolar kemungkinan masih akan membayangi pergerakan nilai tukar rupiah" kata Mikail dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.

Pada pukul 10.34 WIB, rupiah melemah 33 poin atau 0,23 persen ke posisi Rp 14.288 per USD dari posisi penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.255 per USD.

BACA JUGA: Alhamdulillah, Rupiah Menguat Lagi Didukung Beberapa Faktor Ini

Menurut dia, dari dalam negeri, rupiah dipengaruhi data inflasi Februari Indonesia masih tetap rendah menjadi 1,38 persen (yoy) dibandingkan Januari sebesar 1,55 persen (yoy). Inflasi inti mengalami penurunan menjadi 1,53 persen (yoy) dibandingkan Januari sebesar 1,56 persen (yoy).

"Rendahnya inflasi menunjukkan daya beli masyarakat yang masih lemah dan kemungkinan masih membatasi impor," kata dia.

Faktor eksternal, lanjut dia, rupiah dipengaruhi indeks USD yang kemungkinan menguat ke level 92 terhadap mata uang negara maju lainya pada hari ini.

Mikail menyebutkan, USD masih akan mendapatkan sentimen positif.

"Ini dipengaruhi, keputusan Kongres AS untuk menyetujui stimulus fiskal Joe Biden sebesar USD 1,9 triliun dan kuatnya data ekonomi AS pada Februari," jelas Mikail.

Selain itu lanjut dia, imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun kemungkinan stabil di level 1,42 persen hari ini. Hal ini karena didorong sentimen para pelaku pasar yang percaya, yield obligasi AS naik terlalu cepat di saat inflasi di AS masih cukup rendah.

"Serta kuatnya sinyal dari The Fed untuk terus mempertahankan tingkat suku bunga rendah. Hal itu berdampak positif pada USD," papar Mikail.

Dari sisi eksternal, USD masih memiliki tantangan karena dipengaruhi data Markit Manufacturing AS pada Februari, di mana data final mengalami sedikit perlambatan menjadi 58,6 dibandingkan Januari sebesar 59,2.

Pada Senin (1/2) lalu, Rupiah ditutup melemah 20 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp14.255 per USD dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.235 per USD.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler