jpnn.com, JAKARTA - Depresiasi rupiah terhadap dolar AS (USD) ternyata membuat Kepolisian Republik Indonesia (Polri) bekerja ekstra. Pasalnya, Polri tak mau kerusuhan seperti peristiwa 1998 terulang.
Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, kini institusi pimpinan Jenderal Tito Karnavian itu meningkatkan kewaspadaan melalui aparat intelijennya. Tujuannya mengantisipasi potensi gejolak.
BACA JUGA: Bamsoet Minta Otoritas Moneter Buru Spekulan Dolar
“Tentunya Polri melakukan upaya mewaspdai. Intelijen melakukan penyelidikan. Saya juga mewaspadai gejolak pangan,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Kasatgas Pangan Polri ini, Kamis (6/9).
Setyo mengharapkan pelibatan intelijen itu akan menghasilkan peta situasi terkini di masyarakat. Dengan demikian bila ada sesuatu yang rawan bisa ditanggulangi dengan cepat.
BACA JUGA: Rupiah Anjlok, Suzuki Pertahankan Harga
Jenderal Polri berbintang dua itu meyakini pelemahan rupiah bukan karena faktor dalam negeri, tetapi dari eksternal. Oleh karena itu, Setyo mengaku optimistis keadaan masih bisa dikendalikan.
“Saya masih yakin situasi dapat dikendalikan karena daya beli masyarakat masih ada. Kemudian stok (pangan) masih ada, jadi saya tidak terlalu risau,” pungksnya.(cuy/jpnn)
BACA JUGA: Oso Sedih, Pelemahan Rupiah Dijadikan Alat Politik Oposisi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rupiah Melemah, Bamsoet Harapkan Semua Pihak Bertindak Nyata
Redaktur : Tim Redaksi