Usia 15 Tahun Merantau ke AS, Tinggal 5 Kampus Ternama

Minggu, 26 Mei 2013 – 06:15 WIB
BANGGA: Irviandari diapit ayah dan ibunya, Irman Gusman dan Listyana. Ist
Irviandari Alestya Gusman, sarjana termuda yang diwisuda di Tuft University, Massachusetts, Amerika Serikat, Mei 2013 lalu. Putri pertama pasangan Ketua DPD RI Irman Gusman dan Liestyana Rizal, ini juga menggondol gelar sarjana dengan predikat cumlaude atau lulus dengan sangat memuaskan.


==========================

Jika dihitung, Andari-sapaan akrab Irviandari-lulus dalam usia usia 19 tahun 7 bulan. Minggu 19 Mei 2013 lalu, selain diwisuda sebagai sarjana paling muda usianya, Andari juga memperoleh predikat cumlaude dengan nilai IPK 3,63 dari skala 4.

”Kami bangga dalam usia 19 tahun Andari sudah berhasil meraih gelar sarjana,” kata Irman Gusman didampingi istrinya Liestyana, dengan wajah berseri-seri setelah mengikuti wisuda putri mereka di kampus Tufts University di Kota Medford.

Tufts University, tempat Andari berkuliah, merupakan salah satu universitas terkemuka di Amerika Serikat. Dari kampus ini pula sejumlah tokoh nasional tanah air pernah mengenyam pendidikan. Sebut saja mantan Menteri BUMN Syofyan Djalil, mantan Menteri Luar Negeri Hasan Wirajuda, dan mantan Deputi Senior Gubernur BI Anwar Nasution.

Andari, kelahiran Jakarta 20 September 1993, sudah empat tahun bermukim di Amerika. Sejak bersekolah di Sekolah Global, Jakarta, Andari selalu memperlihatkan prestasi cemerlang. Mulai dari kelas 1 SD hingga kelas 3 SMP, dia tidak pernah keluar dari tiga besar terbaik sekolah, dan sering menjadi juara di kelasnya.

Karena prestasinya, Dr. Chris, guru berkebangsaan Amerika di Sekolah Global, menyarankan dia melanjutkan pendidikan ke Bard College at Simon Rock di Great Barrington, Massachussetts. Bard College adalah satu-satunya early college dan yang terbaik di Amerika dan setara dengan universitas.

Karena usianya masih 14 tahun ketika itu, kedua orangtuanya belum rela melepas Andari. Tahun 2009, setelah menerima rapor kelas 10 (kelas 1 SMA), Dr. Chris kembali menyarankan Andari mengajukan lamaran ke Bard College dengan disertai rekomendasi dari Sekolah Global. Kali ini Irman dan istrinya Liestyana bersedia melepas putri mereka. Hasilnya mengejutkan, Andari yang masih berusia 15 tahun diterima mulai kuliah di college tersebut.

Bard College mempunyai sistem pendidikan khusus yang disebut early college, menerima mahasiswa dari anak-anak dengan kecerdasan di atas rata-rata, tanpa mereka perlu menamatkan SMA. Bard College biasanya menerima siswa kelas 11 dan bisa juga dari kelas 10 dengan nilai rapor tinggi dan hasil tes yang baik. Andari diterima setelah mengajukan aplikasi dan mengikuti tes wawancara melalui telepon.

Setelah diterima di Bard College, Andari semula mengaku agak ragu berangkat ke AS. ”Maklum, usianya waktu itu masih 15 tahun dan akan tinggal jauh dari orang tua,” kata Irman. Tapi karena motivasi orangtua, akhirnya Andari mantap melanjutkan pendidikan ke AS. Dia mengikuti jejak ayahnya yang memperoleh gelar MBA dari School of Business Universitas Bridgeport, Connecticut.

Andari memulai kuliah sebagai mahasiswa paling muda di Bard College at Simons Rock yang terletak di kota kecil Great Barrington, sekitar tiga jam perjalanan dari New York.

Biaya pendidikan di Simons Rock relatif tergantung prestasi belajar mahasiswa. Karena Andari berprestasi dengan IP rata-rata 3,9, ia mendapatkan full beasiswa Du Bois Scholarship dari college tersebut.

Dalam waktu dua tahun atau empat semester, Andari meraih gelar AA (associate of art) dengan predikat distinction (sangat memuaskan). Dengan prestasi tersebut, Andari dapat meneruskan ke program sarjana dengan melanjutkan dua tahun lagi atau transfer ke universitas lain yang dia inginkan.

Setelah wisuda gelar AA pada Juni 2011, Andari mengikuti tes dan diterima di lima universitas ternama, namun ia memilih transfer ke Tufts University di Medford, kota satelit Boston, Massachusetts. Di sana ia mengambil program double degree untuk bidang sosiologi dan women study.

Setelah empat tahun belajar di Amerika, Andari sementara waktu memilih pulang kembali ke Indonesia. ”Saya ingin berkumpul dulu dengan keluarga,” katanya. Namun hanya sepekan, katanya, ia akan balik ke Amerika dan berencana bekerja di sebuah perusahaan konsultan manajemen. ”Harus ada pengalaman kerja dulu untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi,” katanya. (fdi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bersenang-senang Di Champions Festival

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler