jpnn.com, SURABAYA - Iqbal Rizky Rizaldi terbilang remaja istimewa. Usianya 18 tahun. Namun, anak muda dari Kemiri, Sidoarjo, itu sudah menyandang gelar sarjana. Pada wisuda di kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) pada Sabtu (15/9), dia dinobatkan sebagai wisudawan termuda.
Berbicara dengan Iqbal sungguh menyenangkan. Nada bicaranya santun. Dengan sedikit malu-malu, dia bercerita tentang perjalanannya menuntut ilmu. Mulai TK hingga lulus sarjana dari ITS. "Ya, senang dan bangga. Tapi, sekarang masih bingung," ucapnya.
Senang dan bangga lantaran kini sudah menyandang gelar sarjana teknik (ST). Di sisi lain, Iqbal bingung antara kuliah lagi atau bekerja. Namun, dalam benaknya, dia tak ingin melanjutkan ke pascasarjana dulu. Dia ingin membantu ibunya, Sri Wahyuningsih. Sebab, sang ibu kini single parent. Ayahnya, Tjatur Endah Waskito, sudah meninggal dunia.
"Saya ingin membantu membiayai adik,'' katanya. Namun, Iqbal tetap menumbuhkan semangat untuk melanjutkan kuliah ke jenjang lebih tinggi setelah mendapat pekerjaan nanti. "Jadi, kuliahnya sambil bekerja," ujarnya. Sri yang berada di sebelah Iqbal mengangguk. Perempuan 50 tahun itu pun terus berdoa untuk keberhasilan putranya.
Saat berumur lebih dari 3 tahun, Iqbal sudah masuk TK A. Setahun kemudian, masuk Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Ulum, Madiun. Iqbal tak mau ke TK B karena sudah khatam Alquran. Sudah mampu ke MI. "Jadi, kelas I umurnya masih 4 tahun. Awalnya, hanya titip-titip. Tapi, naik kelas terus," ucap ibu dua anak itu, lantas tersenyum.
Lulus MI, usianya baru 10 tahun. Prestasi akademiknya selalu bagus. Lulus dari MI, mendaftar ke SMPN 1 Madiun dan memilih kelas akselerasi. Berdasar hasil tes, Iqbal memiliki IQ 135. Dia pun dinyatakan berhak untuk mengikuti kelas akselerasi bersama 16 siswa lain. Lulus SMP, umurnya 12 tahun. Iqbal langsung lanjut ke SMAN 2 Madiun. Dia juga masuk kelas akselerasi. Hingga akhirnya masuk ke ITS jurusan teknik transportasi laut melalui jalur SNM PTN di usia yang masih 14 tahun. Empat tahun kemudian, dia menyandang gelar sarjana. "Padahal, dulu terlambat ngomong. Umur 2 tahun baru bisa bicara," lanjut Sri.
Iqbal mengatakan, dirinya seperti pelajar pada umumnya. Bahkan, dia kerap belajar ketika mendekati batas-batas waktu akhir. Dia juga mengaku senang nongkrong di warung kopi (warkop). Tidak senang jalan di pusat perbelanjaan. "Kuliah nebeng teman karena belum punya SIM," ungkapnya.
Ada satu resep khusus Iqbal. Yakni, tidak pernah meninggalkan salat dan rajin puasa sunah Senin-Kamis. Selain itu, salat malam. (maya/c6/hud)
BACA JUGA: BNI Agresif Sasar Komunitas Pendidikan
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kuliah S1-S3 Hanya 6 Tahun Jangan Komersil
Redaktur : Tim Redaksi