jpnn.com, JAKARTA - Memiliki usia pakai cukup lama terkadang malah membuat kita lepas perhatian, salah satunya pada komponen yang disebut timing belt (sabuk karet) yang memiliki peran vital di mesin mobil (memutar camshaft - poros bubungan).
Lupa ganti dan dibiarkan hingga getas dan efeknya bisa putus tiba-tiba saat berkendara lantas akibatnya sangat berbahaya ke sejumlah komponen di dalam mesin bisa rusak parah.
BACA JUGA: Vespa Listrik Sudah Bisa Dipesan pada Oktober, Indonesia?
Kalau sudah begitu, turun mesin jadi pilihan dan kantong makin terkuras dibanding kita hanya mengeluarkan biaya ganti timing belt sebelum semua itu terjadi.
Salah satu mekanik bengkel mobil Wijaya Motor di Jalan Margonda Raya, Depok, Jawa Barat, mengingatkan untuk memperhatikan kondisi timing belt.
BACA JUGA: Jaguar Land Rover Rilis Aksesori Khusus Penumpang Hewan
Menurutnya, rata-rata usia timing belt sekitar 40-60 ribu kilometer namun tidak lantas baru 40 ribu kilometer ganti. Disarankan bisa menggantinya lebih dahulu misalnya 20 ribu sampai 30 ribu kilometer.
Terpenting adalah setiap melakukan servis rutin jangan lupa untuk meminta mekanik bengkel memeriksa kondisi timing belt. Apakah kondisinya masih mulus atau sudah terlihat retak-retak di beberapa sisi.
BACA JUGA: Wow! Porsche Cayenne Bisa Diparkir dari Jarak Jauh
Selain itu juga seperti kondisi geriginya sudah aus dan mengecek kekencangan timing belt karena material karet bisa kendur.
Beberapa ciri di atas juga berlaku untuk pengecekana untuk jenis timing chain (sabuk rantai). karena tidak semua mobil menggunakan karet (timing belt) tapi ada juga yang pakai rantai (timing chain). (mg8/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Modifikasi Mini Cooper: Pakai Mesin Honda, Ngacir!
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha