jpnn.com, SLEMAN - Kelakuan Bodong -bukan nama sebenarnya- memang kelewatan. Warga Malang, Jawa Timur itu bisa-bisanya mengaku sebagai ustaz demi mendapatkan keuntungan pribadi.
Bodong (28) menggunakan akal bulusnya untuk memperdaya perempuan muda -sebut saja Menul- warga Godean, Sleman. Kelihaian Bodong dengan modus ustaz membuatnya bisa menikahi wanita berusia 23 tahun itu.
BACA JUGA: PSI Khawatir Yogyakarta Makin Intoleran
Menul kepincut speak-speak Bodong yang terus menebar rayuan. Keduanya lantas pacaran dan menikah pada 2 Desember 2018.
Aksi Bodong ternyata tak hanya sampai di situ. Setelah berhasil menggebet Menul, Bodong nekat menguras harta mertuanya hingga ratusan juta. Lalu kabur.
BACA JUGA: Pakar Hukum: Laporan PA 212 terhadap Ketum PSI Sebaiknya Diabaikan
Menul terpikat Bodong ketika seorang warga Sleman mengadakan pengajian. Bodong dipercaya sebagai pengisi tausiah.
Tak disangka, Menul yang turut menghadiri pengajian itu kecantol aura ustaz palsu. Baru belakangan Menul mengetahui bahwa Bodong sebelumnya sudah beristri.
BACA JUGA: Seniman Yogya Undang Jokowi Hadiri Deklarasi 23 Maret
Merasa telah ditipu luar dalam, Menul dan keluarganya melaporkan Bodong ke polisi. Tak butuh waktu lama bagi jajaran Polres Sleman untuk meringkus Bodong.
Polisi membekuk Bodong di Tangerang akhir Januari lalu. Dari tangan Bodong polisi menyita beberapa kartu ATM, buku tabungan, buku nikah, dan jimat yang diduga sebagai penglaris.
Bodong lantas digelandang ke Mapolres Sleman. Kini, Bodong tak bisa lagi menggunakan ajian penglarisnya untuk menggaet perempuan lain.
Berdasar pemeriksaan penyidik, ternyata bukan hanya Menul yang telah menjadi korban ulah Bodong. Dia mengaku telah memacari dua perempuan lain di Tangerang, dua lainnya di Malang.
Bahkan, Bodong memacari empat perempuan lain di Yogyakarta. Salah satu korbannya ada yang dari jakarta.
Namun, sejauh ini hanya Menul yang melaporkan Bodong ke polisi. “Jadi pelaku (Bodong) ini terus keliling. Dia juga aktif di semacam pengajian-pengajian yang menganjurkan poligami,” ungkap Kanit III Tipiter Satreskrim Polres Sleman Ipda Yunanto Kukuh, Rabu (20/2).
Pengajian menjadi cara Bodong mencari mangsa. Perempuan yang terpikat langsung jadi sasarannya.
Semula, Bodong memacari mangsanya. Selanjutnya, dia menguras harta perempuan yang terlanjur takluk di depannya.
“Aksi pelaku sudah berlangsung sejak 2015. Tak menutup kemungkinan jumlah korban bertambah lagi,” ujar Kukuh sambil menunjukkan barang bukti kejahatan Bodong di Mapolres Sleman.
Kukuh menambahkan, Menul sebelumnya memang tidak mengetahui bahwa Bodong merupakan pria beristri. Kejahatan Bodong mulai terkuak sejak dia kerap meminta uang dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan dalam pekerjaan lain.
Selain mengaku sebagai ustaz, Bodong berdalih memiliki pekerjaan sebagai tenaga outsourcing di bidang perbankan. Mulut manisnya mampu membuat orang tua Menul luluh.
Sampai orang tua Menul pun mentransfer uang ke rekening Bodong. Transferan itu untuk memenuhi permintaan Bodong yang membutuhkan dana untuk mengurus kenaikan pangkatnya.
Jumlah uang yang ditransfer pun tak tanggung-tanggung karena mencapai ratusan juta rupiah. “Namanya orang sayang, kan apa pun dilakukan,” ucap Kukuh.
Kini, Bodong harus mempertanggungjawabkan kejahatannya. Dia dijerat dengan Pasal 362 KUHP tentang pencurian yang ancaman hukuman maksimalnya lima tahun penjara.(har/yog/riz)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Komnas Perempuan: PSI Berhak Melarang Kader Berpoligami
Redaktur & Reporter : Antoni