"Di Athena, China dan Mexico City, penerapan Ganjil-Genap berhasil kok mengendalikan penggunaan kendaraan pribadi," ujarnya di Jakarta, Senin (17/12).
Karena itu, Tigor mengaku sangat mendukung penerapan aturan Ganjil-Genap karena dari pengkajian yang dilakukan Dewan Transportasi Kota, juga diketahui solusi itu mampu menekan angka kepadatan lalu lintas hingga 50 persen di daerah-daerah yang rawan macet, seperti di Jalan MH.Thamrin dan Sudirman Jakarta.
Namun jika diberlakukan hanya terhadap mobil pribadi, Tigor menilai kurang efektif. Ia menyarankan penerapan sebaiknya juga diberlakukan sama terhadap sepeda motor. Karena kendaraan pribadi yang paling diminati masyarakat saat ini, menurutnya, turut menyumbang kemacetan luarbiasa. "Jadi sebaiknya semua kendaraan pribadi baik itu mobil maupun motor, dikenakan aturan Ganjil-Genap," katanya.
Selain itu, pemerintah provinsi DKI menurutnya juga perlu terlebih dahulu meningkatkan kapasitas layanan angkutan umum, seperti yang sekarang ini ada, yaitu Bus TransJakarta. Artinya jangan sampai penerapan Ganjil-Genap dilakukan, sementara angkutan umum yang ada belum mampu melayani masyarakat.
"Jadi memang sebelum kebijakan ini diterapkan, perlu kesiapan dari pemprov dan pihak kepolisian," ungkapnya. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Infratruktur Angkutan Masal dan Penegakan Hukum Harus Matang
Redaktur : Tim Redaksi