Usulan Alutsista Rp 1.700 Triliun Tak Masuk Akal

Kamis, 24 Juni 2021 – 16:28 WIB
Ilustrasi: Senjata Baru Produksi Pindad terdiri dari Senapan Serbu SS3, Senapan Serbu SS2 subsonic 5,66mm, Sub Machine Gun PM3 dan Pistol G2 Premium dipamerkan usai diresmikan di Gedung Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis (9/6). Foto: Ricardo/JPNN.com.

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Eksponen Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Pro Jokowi-Amin, Ato' Ismail menanggapi usulan pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) sebesar Rp 1.700 triliun.

Menurutnya usulan tersebut tidak tepat di tengah pandemi COVID-19.

BACA JUGA: Wacana Presiden 3 Periode Operasi untuk Menundukkan Publik

Ato' beralasan Indonesia saat ini sedang membutuhkan biaya yang sangat besar biaya kesehatan dan untuk memulihkan perekonomian.

"Saat ini negara membutuhkan biaya besar untuk memulihkan keadaan ekonomi dan kesehatan akibat Corona," ujar Ato' dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (24/6).

BACA JUGA: Kenapa ya Masih Banyak Masyarakat Tak Percaya dengan COVID-19?

Ato' menyarankan pengadaan alutsista sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan anggaran negara.

Menurut dia, utang Indonesia sudah mencapai 41 persen dari produk domestik bruto (PDB).

BACA JUGA: Sepertinya Kelompok ini yang Menginginkan Wacana Presiden 3 Periode

Sementara penanganan COVID-19 perlu dana besar, agar pemulihan ekonomi dan kesehatan berjalan lancar.

Ato' juga menyatakan sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Hankamrata) yang dianut Indonesia lebih kuat.

"Ini lebih efektif dan efisien daripada alutsista yang mahal," ujar Pengurus Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha KAHMI (BPP HIPKA) ini.

Dalam Undang-Undang No 34 Tahun 2004, Hankamrata adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta.

Sistem itu melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah.

Hankamrata diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, berkesinambungan dan berkelanjutan.

"Untuk menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan NKRI, dan melindungi keselamatan segenap bangsa dari setiap ancaman," ujar Ato'.

Meski demikian, Ato' tetap mengapresiasi program Kementerian Pertahanan, yaitu lumbung pangan sebagai cadangan logistik strategis pertahanan negara.

Kemandirian sandang, pangan dan papan merupakan bentuk lain pertahanan negara selain alutsista.

"Maka dana yang besar itu sebaiknya digunakan untuk hal hal seperti itu dibanding pengadaan alutsista," kata Ato'.(Antara/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler