Tentu Anda pernah mendengar jika makan terlalu banyak daging merah atau daging olahan tidaklah baik untuk kesehatan.
Daging sapi, domba dan babi diberi label oleh badan kesehatan dunia WHO sebagai 'karsinogenik' atau berpotensi menyebabkan kanker jika dimakan dalam bentuk olahan.
BACA JUGA: Warga Australia Paling Kaya di Dunia, Indonesia Rata-Rata Rp 25 Juta
Untuk memerangi risiko kesehatan terkait daging merah dan daging olahan, para peneliti di Inggris dan Amerika telah mengajukan agar ada pajak daging.
Dengan adanya pajak ini, menurut mereka, dapat mencegah 220.000 kematian global setiap tahun, serta menghemat biaya perawatan kesehatan hingga US$ 40 miliar, atau lebih dari Rp 580 triliun.
BACA JUGA: Pertama Di Dunia Pesawat Boeing 737 Digunakan Perangi Kebakaran Semak
Apa itu pajak daging? Photo: Kebanyakan memakan daging merah berlebihan terbukti bisa memicu kanker. (Glen Barratt)
Mengenakkan pajak pada barang dan makanan yang buruk bagi kesehatan bukanlah ide baru.
BACA JUGA: Rencana Australia Cabut Kewarganegaraan Teroris Dipertanyakan
Pemerintah Australia sudah menerapkan pajak tinggi untuk rokok dan alkohol, keduanya juga bersifat karsinogenik.
Dalam studi yang dilakukan oleh International Food Policy Research Institute di AS dan Universitas Oxford di Inggris, para peneliti menghitung pajak daging di sekitar 150 negara.
Peneliti memperkirakan bagaimana daging merah dan daging olahan beresiko menyebabkan penyakit kronis, lalu mereka menghitung berapa biaya yang dikeluarkan untuk mengobatinya.
"Kami kemudian menghitung beban kesehatan dan ekonomi yang terkait satu porsi tambahan daging merah dan olahan, dari situ kami memperkirakan pajak kesehatan per porsi daging merah dan olahan," kata Marco Springmann, peneliti senior yang juga menulis untuk situs The Conversation.
Menurut panduan gizi di Australia, Australian Dietary Guidelines, jika Anda makan daging merah maka hanya boleh sebanyak 455 gram per pekannya.
Statistik terbaru menunjukkan konsumsi daging warga Australia justru lebih dari itu, rata-rata bisa mencapai 560 gram per pekannya.
Penelitian tersebut juga menemukan negara-negara pengkonsumsi daging tinggi akan terkena pajak daging yang lebih tinggi.
Pajak sosis di Jerman dan daging asap babi di Amerika akan meningkatkan harga hingga 160 persen, menurut Marco.
"Sementara daging olahan di Cina meningkat 40 persen, dan di Ethiopia kurang dari satu persen."Kenapa harus bayar lebih untuk daging asap? Photo: Tidak hanya untuk alasan kesehatan, pajak daging merah juga bertujuan untuk menyelamatkan lingkungan. (Flickr: Kitty Chen)
Dengan menerapkan pajak daging merah bukan berarti Anda tidak bisa memakannya, tetapi konsumen harus membayar lebih sebagai "kontribusi membayar pengobatan penyakit kronis yang asumsinya disebabkan karena mengkonsumsinya".
Studi ini memperkirakan pada tahun 2020, 2,4 juta orang akan mati karena daging merah dan daging yang olahan.
Jadi bagian dari rencana untuk mengatasi ini adalah dengan lebih sedikit mengkonsumsi daging merah.
"Jika pajak kesehatan diperkenalkan, konsumsi daging olahan akan menurun sekitar dua porsi per pekannya di negara-negara berpenghasilan tinggi dan 16 persen secara global," kata Marco.
Penurunan konsumsi daging pada akhirnya akan menurunkan emisi gas rumah kaca global lebih dari seratus juta ton.
Dan tingkat obesitas akan menurun ketika orang-orang lebih mengkonsumsi makanan yang "kurang berbahaya", atau makanan yang lebih sehat.
Pemerintah juga akan menghasilkan banyak uang dari pajak dan akan mampu menutupi 70 persen biaya kesehatan yang terkait konsumsi daging merah; sepenuhnya menutupi biaya lewat pajak yang ditingkatkan hingga 200 persen untuk daging olahan di negara-negara berpenghasilan tinggi.
"Temuan kami memperjelas bahwa konsumsi daging merah dan olahan ada biayanya, tidak hanya untuk kesehatan manusia dan planet, tapi juga untuk sistem kesehatan dan ekonomi."
Simak laporannya dalam bahasa Inggris di sini
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perkosa 8 Jemaat, Pendeta Kontroversial Korsel Dipenjarakan 15 Tahun