JAKARTA - Gagalnya konser Lady Gaga pada 3 Juni lantaran tidak adanya izin dari kepolisian, dipertanyakan oleh politisi Partai Demokrat (PD), M Jafar Hafsah. Jafar yang tengah nonaktif dari kursi Ketua Fraksi PD di DPR itu menyarankan perlunya jalan tengah yang bisa menjadi solusi. Artinya, Lady Gaga tetap bisa menggelar konsernya di Jakarta asalkan mematuhi aturan yang berlaku di Indonesia.
Menurut Jafar, jika Lady Gaga dilarang konser di Jakarta karena sering tampil seronok maka hal itu malah membuktikan adanya inkosistensi. "Beberapa penyanyi dangdut di media yang muncul dengan gaya seronok bahkan kerap ditonton oleh anak-anak. Namun hal itu dianggap biasa-biasa saja dan kenapa boleh-boleh saja?" kata Jafar saat menghubungi JPNN, Jumat (18/5).
Ditambahkannya, kalaupun Lady Gaga memang tak boleh menggelar pertunjukan di Jakarta mestinya larangan dari kepolisian itu sudah dari jauh-jauh hari sebelumnya. Yang jadi pertanyaan, lanjutnya, justru adanya perbedaan perlakuan terhadap Lady Gaga dengan artis-artis barat lainnya yang menggelar pertunjukan di Jakarta. Sebab, para penghibur dari barat lainnya yang juga kadang berpakaian seksi seperti Katty Perry beberapa waktu lalu, juga lancar-lancar saja proses perizinannya.
"Kesannya kita ini jadi tak konsisten. Konsernya dilarang, tapi penjualan CD dan video clip-nya bisa beredar bebas, " ulasnya.
Selain itu jika Lady Gaga memang dilarang menggelar pertunjukan di Jakarta mestinya alasan pelarangannya pun harus jelas. "Seyogyanya kalaupun tidak diberikan izin, mestinya sejak awal ditolak dengan kriteria yang jelas. Jangan setelah proses persiapan berjalan tiba-tiba harus dibatalkan," kata Jafar.
Karenanya Jafar menyarankan agar dicari jalan tengah. Lady Gaga tetap diberi izin menggelar konser di Jakarta asalkan berpakaian pantas dan gaya panggungnya juga disesuaikan dengan budaya di Indonesia.
Namun untuk ke depannya, perlu dibentuk sebuah Tim yang bertugas menilai sebuah konser dari aspek etika, estetika, kelayakan panggung, dan kritetia-kriteria lain yang sesuai ketentuan di Indonesia.
"Bagi saya yang penting konsistensinya, sehingga jelas dan sasuai dengan perundang-undangan, etika, dan kultur yang belaku dan ada penilaian dari suatu Tim yang kredibel," cetus salah satu ketua di partai binaan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Usai Evakuasi, DPR Uber Pemicu Jatuhnya Sukhoi
Redaktur : Tim Redaksi