jpnn.com - JAKARTA - Janji calon presiden yang diusung Partai Gerindra, Golkar, PAN, PPP, PKS dan PBB, Prabowo Subianto, untuk memperjuangkan Soeharto menjadi Pahlawan Nasional, menuai kritikan dari aktivis penggiat Hak Asasi Manusia (HAM).
Wakil Ketua Setara Institute, Bonar Tigor Naipospos, di Jakarta, Jumat (6/6), mengatakan, hal itu membuktikan Prabowo masih bagian Orde Baru.
BACA JUGA: Marzuki Bantah Demokrat Tak Solid Dukung Prabowo-Hatta
"Ini bukti Prabowo tidak bisa menutupi diri bahwa sesungguhnya dia adalah bagian dari Orde Baru," kata Bonar Tigor.
Menurut Bonar, retorika populis yang sekarang banyak dilontarkan Prabowo dalam janji politiknya hanyalah kedok belaka.
BACA JUGA: Bukan Hal Baru, Blusukan Jokowi Mirip Turba Soeharto
Sebab, ia melanjutkan, pada akhirnya publik pun mulai menyaksikan bagaimana secara perlahan kekuatan Orde Baru kembali menyusup dan menguat.
"Sementara terkait dengan pendapat mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Hendropriyono yang mengatakan Prabowo adalah sosok yang labil, tentu didasarkan pada pengalaman dia di ketentaraan melihat temperamen Prabowo ketika mengambil keputusan," katanya.
BACA JUGA: Akbar Yakin Mayoritas Kader Golkar Lebih Pilih Prabowo-Hatta
Bonar menambahkan sebagai mantan Kepala BIN, Hendropriyono pastinya memiliki pengetahuan baik tentang psikologi intelijen.
"Jadi wajar kalau, Hendropriyono menganalisa perilaku Prabowo seperti itu," kata dia.
Sedangkan Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindakan Kekerasan Haris Azhar, mengatakan panggung politik menjelang pemilihan presiden di gelar, sudah seperti dagelan saja.
Pada akhirnya, kata dia, pragmatisme yang dipertontonkan tanpa malu-malu. Idealisme yang disuarakan pun hanya omong kosong, ketika bicara tentang kekuasaan.
Menurut Haris, di satu sisi ada Amien Rais, penyokong Prabowo yang notabene sering disebut sebagai tokoh reformasi. Amien adalah salah satu tokoh di balik lengsernya Soeharto pada 1998. Amien, adalah tokoh yang paling lantang mendesak Soeharto turun, dan ikut berdemo dengan mahasiswa.
Tapi, kata dia, lucunya sekarang Prabowo yang didukung Amien mati-matian, hendak menjadikan Soeharto sebagai pahlawan.
"Pernyataan Prabowo bahwa akan menjadikan Soeharto sebagai pahlawan berarti, pertama, sikap ini ambigu karena diberbagai pernyataan lain Prabowo menyatakan dia melakukan sejumlah tindakan pada 1998 karena atas perintah Soeharto. Loh sekarang malah mau menjadikannya sebagai Pahlawan," kata Haris.
Kedua, kata Haris, ada TAP MPR untuk memeriksa Soeharto dan kroni-kroninya. Dan hal ini belum tuntas, salah satunya karena Soeharto keburu meninggal dunia. Tapi yang pasti kroni-kroninya belum diperiksa. Seharusnya upaya pemeriksaan ini yang dilakukan. "Bukan justru menjadikan pahlawan," kata dia.
Tapi memang yang paling lucu, adalah dengan keberadaan Amien Rais, sebagai pentolan pendukung Prabowo. Ia tidak tahu bagaimana jawaban Amien Rais yang menolak Soeharto pada 1998.
Ibaratnya, Amien yang menurunkan, tapi Prabowo yang menjadikan Soeharto sebagai pahlawan. Kalau seperti itu, dulu untuk apa Amien lantang dan susah payah mendesak Soeharto mundur, bila sekarang capres yang didukungnya justru hendak menjadikannya pahlawan.
Harusnya, kata Haris, semua harus menyadari bahwa ada banyak warga negara yang menderita karena ulah Orba. Banyak perampasan tanah, korupsi dan seterusnya.
"Dan korupsi yang merajalela hari ini bukan tanpa sejarah. Ini awalnya dari era Orde Baru," pungkasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tim Prabowo-Hatta Selidiki Kasus Babinsa
Redaktur : Tim Redaksi