jpnn.com - JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dinilai berlebihan (lebay) dalam menyikapi kemunculan nama Bunda Putri yang disebut-sebut sebagai orang dekatnya. Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Hamdi Muluk mengatakan bahwa instruksi SBY untuk penelusuran identitas Bunda Putri menunjukkan sikap panik.
"Presiden panik, ini terlihat dari langkahnya yang meminta polisi dan intelijen untuk menelusuri Bunda Putri. Ini sesuatu yang berlebihan," kata Hamdi melalui siaran pers, Selasa (15/10).
BACA JUGA: Airin dan Ratu Tatu Rayakan Idul Adha di Rutan KPK
Menurutnya, SBY tak perlu berlebihan menanggapi pengakuan mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq soal Bunda Putri. Sebaiknya SBY mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atau Pengadilan Tipikor untuk menghadirkan sosok Bunda Putri di persidangan.
Hamdi menambahkan, instruksi SBY untuk penelusuran Bunda Putri hanya akan menjadi blunder. Pasalnya, banyak media massa yang sudah menelusuri perempuan misterius yang disebut-sebut sebagai istri pejabat Kementerian Pertanian itu.
BACA JUGA: KPK Periksa Loyalis Anas Jumat Ini
"Dua kali SBY melakukan blunder, saat menyebut Luthfi pembohong, lalu saat memerintahkan polisi dan intel telusuri Bunda Putri. Padahal masyarakat sudah mengetahui siapa Bunda Putri itu dari media massa, untuk apa lagi presiden minta telusuri," ujar Hamdi heran.
Sementara itu Djamaludin Ancok, pengamat psikologi sosial dari Universitas Gunadarma menyebut Presiden SBY sedang mengalamai kegundahan mental. Oleh karenanya, SBY langsung bereaksi keras begitu mendengar pengakuan Luthfi soal Bunda Putri.
BACA JUGA: Jokowi tak Dampingi SBY di Istiqlal
"Ketika Presiden sedang dalam suasana emosi dan gundah, ia pasti akan bereaksi keras ketika mendengar kabar itu," jelas Djamaludin.
Menurutnya, reaksi keras Presiden justru menimbulkan kecurigaan masyarakat bahwa sosok Bunda Putri memang orang dekat Presiden. Namun, ia menilai tepat apabila dilakukan penelusuran untuk mencari kebenaran atas sosok Bunda Putri.
"Akan terbukti apakah Bunda Putri orang dekat Presiden atau memang psikologi mental Presiden sedang gundah karena banyak tekanan. Sehingga Presiden harus benar-benar membuktikan itu," tandas pria yang pernah menjadi Guru Besar Psikologi Sosial di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta ini. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ibas tak Ikut Salat Ied Bersama SBY
Redaktur : Tim Redaksi