Sebagai bentuk pengecaman terhadap kekerasan yang dilakukan oknum TNI-AU, saat peliputan sengketa lahan dengan warga di Jalan Letjen Harun Sohar Lorong Arjuna RT 27 RW 10 Kelurahan Kebun Bunga.
Pimpinan Umum Berta Pagi, Riduwan Tumenggung mengatakan, kasus ini harus diungkap tuntas dan dilakukan investigasi terhadap tindakan TNI AU yang agresifnya ingin membangun lapangan Golf di atas lahan sengketa tersebut meski sudah dinyatakan quo oleh pemerintah provinsi Sumsel.
“Perlu dilakukan investigasi, investor mana yang masuk. Pihak TNI AU begitu agresif menggusur warga tanpa ada etika lagi. Kenapa Badan Pertanahan Nasional (BPN) menerbitkan sertifikat tanah tersebut. Namun, pada kenyataannya TNI AU sangsi dan tidak mengakui surat tersebut,”ujarnya, pada saat orasi kemarin, (22/11).
Ketua Pewarta Forum Indonesia (PFI) Sumsel, Musaful Iman mengatakan, aksi kekerasan yang kembali dialami jurnalis saat melakukan peliputan oleh pihak TNI-AU menunjukan sikap arogansi. Mestinya alat negara yang seharusnya melindungi jurnalis dalam tugas peliputan sesuai undang-undang malah melakukan hal yang tidak semestinya.
Hal tersebut, melanggar sumpah anggota TNI yang seharusnya bersikap ramah tamah terhadap rakyat. Namun pada kenyataannya, saat adanya insiden jatuhnya pesawat, oknum TNI bertindak tidak ramah dan bahkan melakukan kekerasan. “Hal tidak mengenakan tersebut, melanggar UU No.40 tahun 1999 tentang pers. Berbunyi, kekerasan pada wartawan atau jurnalis merupakan kekerasan dan merampas hak publik untuk memperoleh informasi,”ungkap Musaful.
Menyikapi tindakan tersebut, Forum komunikasi Jurnalis Sumsel menyatakan sikap, pertama memprotes keras aksi kekerasan pada jurnalis yang dilakukan oknum TNI-AU Lanud Palembang. Kedua, mendesak penyelesaian kasus kekerasan tersebut, dilakukan sesuai hukum dan UU pers dan terbuka. Terakhir, minta stop kekerasan, serta melindungi jurnalis saat melakukan tugas peliputan.
Sementara, sekretaris Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumsel Firdaus Komar mengatakan, tidak ada tolerir terhadap kekerasan bagi siapa pun. “Berdalih tidak ada kekerasan dalam aksi tersebut namanya munafik UU pers bisa meyeret. Jelas-jelas ada buktinya,”ungkap Firdaus.
Koordinator Lapangan (Korlap) Haryanto mengatakan insan pers mengutuk keras tindakan TNI AU. “Ini negara hukum tidak ada refresif. Tindakan refresif tidak dibenarkan kepada jurnlais yang sedang melakukan liputan. Minta pertanggung jawabkan Danlanud Adam Suharto,”teriak Haryanto, sontak disambut teriakan oleh peserta aksi lainnya.
Usai melakukan aksi rekan-rekan wartawan, mendapati lima mobil yang di parkir secara bersamaan, milik mereka di rusak dengan cara di gores oleh oknum. Adapun kelima mobil tersebut, Toyota Avanza BG 1194 MS milik Asisten Koordinator Liputan (Askorlip) Sripo, Rustam Imron SH, Kijang Innova plat BG 1636 RD milik Harian Sumatera Ekspres (Sumeks), Nissan Terrano plat BG 1439 HB milik wakil pengurus bidang organisasi PWI sumsel, Suzuki APV plat BG 2603 NN milik Pal TV, dan Toyota Avanza plat BG 1311 RQ milik wartawan Sumeks Kris Samiadji. Goresan itu tampak memanjang di bagaian kanan dan kiri mobil dari depan hingga ke belakang, berikut goresan di kap depan mobil. milik mbil kris samiadji Belum diketahui siapa pelakunya. Diduga pelaku melakukan aksinya dengan cepat.
Sementara, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara (Danlanud) Palembang Letkol Pnb Adam Suharto menuturkan, kalau dirinya tetap komitmen untuk tidak melakukan kekerasan terhadap wartawan. “Silakan wartawan nilai, terlepas dari benar atau tidaknya perlakuan anggota kita saat kejadian. Saya sudah menjelaskan dan sudah banyak yang tau,”ucapnya saat menemui rekan-rekan wartawan yang sedang melakukan aksi demontrasi.
Pemberitaan yang ada silahkan menempatkan peranannya. Namun, saya berharap media pandai melihat masalah ini dengan cermat. ”Bagi rekan sekalian belum menerima perlakuan anak buah saya, silahkan proses ke jalur hukum. Tapi sebenarnya tidak ada niat anak buah saya untuk melakukan kekerasan kepada wartawan,”ucapnya seraya menambahkan dia masih menganggap wartawan sebagai temannya.
Lanjutnya, aksi dilakukan TNI AU saat pengosongan lahan pada Rabu kemarin adalah untuk melindungi wartawan, agar tidak terkena pukulan. Dia kecewa dengan pemberitaan karena yang dimuat oknum TNI melakukan pemukulan. “Tetap jaga komitmen untuk tidak melakukan kekerasan dengan wartawan, bahkan kita akan terus memberikan keamanan kepada wartawan masalah yang terjadi antara watawan dengan TNI AU, dapat dikomunikasikan. Namun bila tidak bisa dikomunikasikan lagi, silahkan menempuh jalur hukum,”tandasnya.
Terkait mobil yang di gores, Adam menyatakan, prihatin terhadap insiden tersebut. Mengingat mobil-mobil itu di parkir tak jauh dari lokasi demo. “Saya sudah katakana hati-hati takutnya, aksi wartawan sudah ditunggangi oknum-oknum tertentu yang ingin mengadu domba pihaknya dengan wartawan,”tukasnya. (nni)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BBM Langka, Angkot Tidak Beroperasi
Redaktur : Tim Redaksi