jpnn.com, JAKARTA - Universitas Terbuka (UT) dan Asosiasi Pengajar Akuntansi Sektor Publik (APSAE) sepakat membentuk Forum Inovator Sektor Publik Indonesia. Dengan forum ini diharapkan bisa mendorong inovator-inovator baru sektor layanan publik di kalangan masyarakat.
"Layanan publik menjadi salah satu indikator utama dalam penilaian indeks kompetitif global. Saat ini musuh bersama kita adalah korupsi sehingga makin banyaknya pejuang dan pegiat inovasi publik, KKN akan diminimalisir," tutur Dekan Fakultas Ekonomi UT Dr Ali Mukriyanto SE MSi usai Competition of Public Sector Innovation (COPSI 1st) 2019 di Kampus UT, Kamis (24/10).
BACA JUGA: Pemandu Wisata Juara Kompetisi Inovasi Layanan Publik, Keren Banget
Dia menyebutkan, COPSI 1st merupakan gebrakan UT dan APSAE untuk memberikan apresiasi kepada para pegiat inovasi layanan publik. Diharapkan kegiatan ini akan berlanjut karena sektor layanan publik harus mendapatkan perhatian lebih demi mendongkrak peningkatan indeks kompetitif Indonesia di tingkat global.
"Saya melihat hasil inovasi para peserta sangat original. Inovasi itu ada beberapa indikator yaitu pembaruan, ada peningkatan, kreativitas," terangnya.
BACA JUGA: Tina Toon Pilih Kuliah Hukum di UT karena Tidak Harus Rutin Tatap Muka
Pada kesempatan tersebut Direktur APSAE Moh Mahsun SE MSc Ak CA CPA mengatakan, pejuang dan pegiat inovasi publik cukup banyak. Sayangnya mereka kurang mendapat perhatian pemerintah. Itu sebabnya digelar COPSI 1st yang dinilai dari beberapa variabel di antaranya produk inovasi peserta, pemanfaatannya, originalitas, metode, dan kesimpulan terhadap produk.
"Alhamdulillah kompetisii pertama ini cukup banyak yang tertarik. Apalagi mereka tahu ini ajang apresiasi bagi para pegiat dan pejuang sektor publik. Selama ini mereka berinovasi kepada publik tetapi belum ada apresiasi yang diberikan kepada mereka. Ajang ini akan menumbuhkan inovator layanan publik," tuturnya.
BACA JUGA: Resmi Kantongi Izin, UT jadi PTN Pertama Buka Program Doktoral secara Online
Tahun depan, lanjut Mahsun, akan ada klasterisasi. Akan dlihat mana produk inovasi yang murni pemerintah, BUMD, LSM, lembaga keagamaan,. perguruan tinggi, rumah sakit.
"Rencananya kami akan sowan ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB).untuk mendapatkan informasi tentang kompetisii inovasi layanan publik. Barangkali bisa dikolaborasikan karena banyak inovasi-inovasi hebat dari pejuang dan pegiat pelayanan publik," tandasnya. (esy/jpnn)
Simak Videonya :
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad