JAKARTA - PT Indosat Tbk (ISAT) berniat untuk mengurangi beban utang akibat kurs rupiah yang semakin melemah dengan cara lindung nilai (natural hedging). Dana yang akan dilindungnilaikan berasal dari penjualan menara kepada PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) senilai total USD 519 juta.
Direktur Utama ISAT, Harry Sasongko, mengatakan pihaknya masih menantikan finalisasi atas penjualan 2.500 unit menaranya kepada TBIG. Dari total transaksi senilai USD 519 juta, mayoritas atau sebesar USD 406 juta di antaranya akan digunakan untuk mengurangi utang sekaligus melakukan lindung nilai.
"Hedging memang tidak bisa dilakukan 100 persen. Maka kita bisa lakukan natural hedging melalui penjualan menara ke Tower Bersama, karena transaksinya dalam USD sehingga tidak ada loss," ungkapnya di kantornya, Selasa (31/7).
Total utang ISAT saat ini mencapai Rp 26 triliun dan mayoritas dalam bentuk USD. Sehingga lindung nilai dari mayoritas penjualan menara itu diharapkan setidaknya bisa mengurangi beban utang yang ada. "Transaksi Tower untuk kurangi (utang) dollar AS. Untuk transaksi per menara USD 164 ribu. Terlebih kita dapat saham 5 persen TBIG," terusnya.
Perjanjian jual beli menara antara ISAT dengan TBIG sebenarnya telah terjadi Februari 2012. TBIG membeli 2.500 tower milik Indosat senilai USD 519 juta atau sekitar Rp 4,7 triliun. Pada saat yang sama TBIG berniat mengeluarkan saham baru sekitar 239,826 juta saham atau setara 5 persen dari modal ditempatkan. ISAT menjadi eksekutornya. "Sekarang sudah dalam tahap akhir," kata Harry.
Presiden Direktur TBIG, Herman Setya Budi, sebelumnya menargetkan transaksi tuntas di akhir Juni. Namun karena proses admistrasi yang lebih lama menjadikan transaksi belum final. "Ada masalah administari, masalah concern, dari lander kita. Sedikit lagi selesai, masalah di administarsi," tuturnya.(gen)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indosat Siap Hadapi Traffic Lebaran
Redaktur : Tim Redaksi