Utang Pemerintah Melonjak, Kok Cuma Jokowi yang Disalahkan?

Minggu, 18 Maret 2018 – 15:57 WIB
Pengamat politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Emrus Sihombing menilai pembengkakan utang pemerintah yang menembus angka Rp 4.000 triliun bisa menjadi amunisi bagi lawan politik Presiden Joko Widodo. Berdasar data posisi utang pemerintah Februari lalu, angkanya mencapai Rp 4.034,8 triliun atau 29,24 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Rp 13.588,8 triliun

"Memang harus jujur kita akui, dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2017 nominalnya (utang pemerintah, red) meningkat 13,46 persen. Utang tersebut belum termasuk pinjaman swasta Indonesia," katanya, Minggu (18/3). 

BACA JUGA: Koalisi Umat Dukung Muhaimin untuk Menggagas Poros Islam

Sejumlah kalangan menganggap lonjakan utang pemerintah hanya terjadi pada era Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bahkan ada sebagian kecil relawan pendukung Jokowi yang berbalik dan menggelar demonstrasi menolak membengkaknya utang pemerintah.

"Kritik membengkaknya utang tersebut seolah mengarah hanya kepada presiden, tentu itu tidak salah tetapi tidak seluruhnya benar," ujar Emrus. 

BACA JUGA: AHY Mau Jadi Cawapres pada Pilpres 2019? Prestasinya Apa?

Direktur eksekutif EmrusCorner itu menyebut polemik tentang lonjakan utang pemerintah hanyalah perdebatan di permukaan. Sebab, pelaku utama penyebab lonjakan utang justru tak diungkap.

"Bukankah perilaku koruptif yang masif di negeri ini berkorelasi langsung dengan membengkaknya utang pemerintah?" kata dia. 

BACA JUGA: Ahok Berpeluang Jadi Cawapres?

Bila pembengkakan utang itu dirunut lebih dalam, lanjutnya, maka akan terungkap para pelaku utamanya. Emrus menyebut penyebab utama lonjakan utang bukanlah Presiden Jokowi, tetapi aktor-aktor tertentu.

Emrus lantas menyebut beberapa pihak yang punya kontribusi besar atas lonakan utang pemerintah. Antara lain para pejabat yang koruptif, pengusaha yang bermain mata dengan penyelenggara negara, pengemplang pajak, pelaku illegal fishing dan pertambangan liar, hingga pihak-pihak yang memarkir kekayaan mereka di mancanegara.

"Dengan demikian, menurut saya, terjadinya kelemahan pengelolaan negara kita, termasuk membengkaknya utang pemerintah, terletak pada krisis integritas pada diri pemimpin yang terdapat di semua bidang dan semua lini," paparnya. 

Ada pula pihak lain yang juga menjadi penyebab lonjakan utang. Yakni penganut pola hidup konsumtif, warga yang suka berpangku tangan dan hidup serba-instan, serta pihak-pihak yang belum siap berdiri di kaki sendiri. 

Karena itu Emrus menyarankan ke Jokowi agar di sisa masa jabatannya yang kurang dua tahun bisa mewujudkan revolusi mental. "Bila tidak, krisis integritas pemimpin di republik ini bisa jadi terus terjaga ke depan dan boleh jadi lestari," katanya. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sandi Yakin Anies Tak Akan Jadi Cawapres


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler