jpnn.com, JAKARTA - Basuki Tjahaja Purnama tidak memungkinkan maju sebagai calon wakil presiden, mendampingi Joko Widodo di Pilpres 2019. Pasalnya, mantan Gubernur DKI Jakarta yang akrab disapa Ahok tersebut masih menjalani masa tahanan.
Menurut pengamat politik TB Massa Jafar, kalaupun Ahok dapat bebas sebelum pendaftaran pasangan calon presiden, cukup rentan jika dipaksakan berdampingan dengan Jokowi. Karena kasus yang didakwakan pada mantan Bupati Belitung Timur tersebut cukup sensitif yaitu penodaan agama.
BACA JUGA: Sandi Yakin Anies Tak Akan Jadi Cawapres
“Mungkin tak tahu lima tahun mendatang. Kan ada proses. Jadi proses politik jangan dibuat instan,” ujar Jafar kepada JPNN, Minggu (18/3).
Menurut Direktur Program Doktoral Ilmu Politik Sekolah Pascasarjana Universitas Nasional (Unas) ini, Ahok perlu beradaptasi. Caranya, dengan kembali terjun ke panggung politik terlebih dahulu memberi warna baru.
BACA JUGA: Habib Novel: Alumni 212 Bersedia Pilih Jokowi, Asalkan...
Ahok dapat secara aktif berkontribusi menyelesaikan permasalahan kesenjangan sosial yang ada. Dengan demikian, kehadirannya memberi manfaat yang luar biasa.
“Kalau (buru-buru) dimunculkan lagi, saya khawatir ada pihak yang memainkan isu seperti Pilkada DKI Jakarta lalu. Pasti ada yang mereproduksi isu itu. Walau memang harus diakui kalau dilakukan itu bahaya sekali," pungkas Jafar.(gir/jpnn)
BACA JUGA: Pesan Buat Jokowi Jika Masih Pengin Gandeng Ahok di Pilpres
BACA ARTIKEL LAINNYA... Berani Balik ke Panggung Politik, Ahok Politikus Berkelas
Redaktur & Reporter : Ken Girsang