jpnn.com, BOGOR - Komplotan kuras kartu anjungan tunai mandiri (atm) milik wisatawan diringkus aparat Polresta Bogor Kota.
Empat orang komplotan ini masing-masing Usman alias Uus, Adi Santoso, Djoko, dan Bimo Cihiro Onom.
BACA JUGA: Nih Tampang Pembunuh Anggota TNI di Depok, Tak Disangka
Modus para pelaku dengan mengajak investasi. Komplotan ini berhasil mengantongi Rp 500 juta lebih dari lima korban.
“Modus utama mereka mengaku sebagai orang asing yaitu orang Brunei. Jadi bermodalkan logat Brunei,” kata Kapolresta Bogor Kota Kombes Susatyo Purnomo Condro saat menggelar konferensi pers di halaman Lippo Plaza Keboen Raya, Sabtu (25/9).
BACA JUGA: Kedok AKP Ahmad Jamiludin Terbongkar, Nih Orangnya
Susatyo mengatakan komplotan ini memiliki peran masing-masing dalam melakukan aksinya.
Pelaku Adi Santoso berperan mencari korban penipuan. Djoko menjadi orang asing atau orang Brunei. Dia juga yang menukar ATM milik korban.
BACA JUGA: Anggota TNI Dibunuh di Cimanggis Depok, 1 Orang Luka Tusuk
“Bimo dan Usman berperan sebagai driver atau sopir dan juga membantu mencari korban,” kata Susatyo.
Modus yang dilakukan tersangka Adi Santoso profiling terhadap para calon korban, yang umumnya menginap di hotel seputaran Jalur SSA, yang diperkirakan memiliki uang banyak.
Kemudian Djoko berperan sebagai wisatawan asing, berpura-pura bertanya ingin ke suatu tempat.
Kemudian datang Adi bersama calon korban yang sudah diajak ngobrol lebih dekat. Kemudian sama-sama mengantar Djoko ke ATM.
“Selama dalam perjalanan, korban mendengar berbagai pembicaraan antara Djoko dan Adi yang seolah-olah awalnya mereka tidak kenal, sehingga korban ditawari investasi kemudian diperlihatkan ATM milik bank asing,” ucap Susatyo.
Hal itu, kata dia, dilakukan para komplotan untuk kembali meyakinkan korban bahwa yang bersangkutan warga negara asing.
Setelah masuk, korban diajak melihat isi ATM yang berisi Rp 600 juta, setelah itu korban tertarik untuk melakukan kerja sama dan siap menerima dana dari para pelaku.
Kemudian dari dana tersebut ATM milik korban diambil dan ditukarkan oleh para pelaku.
“Setelah dihafalkan pin ATM-nya, barulah uang milik korban itu dikuras habis oleh para pelaku, tentunya pengungkapan ini menunjukan komitmen kami terhadap pengembangan dunia pariwisata di Kota Bogor agar para wisatawan tidak menjadi korban berikutnya,” katanya.
“Setidaknya dalam kurun waktu tahun ini pelaku berhasil melakukan penipuan terhadap lima orang korban, dengan kerugian mencapai Rp 500 juta,” sambungnya.
Saat ini Polresta Bogor Kota terus melakukan pengembangan apakah ada korban lain.
Polisi juga menyita sebanyak 118 kartu ATM dari berbagai bank, dan kendaraan yang digunakan para tersangka termasuk uang dalam bentuk rupiah dan dolar.
“Bagaimana mereka melaksanakan aksinya di seputar SSA, memanfaatkan keramahan warga Kota Bogor, kemudian mereka melakukan tipu daya,” ucapnya.
Susatyo juga menanyakan dari mana mereka bisa berbahasa Melayu Brunei kepada salah satu pelaku, dan menurutnya, kemampuan bahasa melayu itu didapat dari tontonan Upin Ipin.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Kompol Doni Erwanto mengatakan komplotan tersebut memanfaatkan kepandaian berkomunikasi, terutama pelaku Adi, yang berperan untuk mendekati setiap calon korbannya.
“Biasanya mereka datang sejak pagi sebelum pukul 06.00 WIB, karena mereka memantau seputar hotel SSA dan melihat sandal hotel, dan calon korban keluar hotel,” katanya. (ded/radarbogor)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti