jpnn.com, JAKARTA - Sekjen Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG(K) mengatakan pada dasarnya semua vaksin Covid-19 aman untuk ibu hamil.
Hanya saja saat ini, penelitian vaksin untuk ibu hamil baru dilakukan oleh Pfizer dan Moderna.
BACA JUGA: Kabar Gembira Buat Ibu Hamil Terkait Vaksin COVID-19
"Memang berdasarkan semua studi di hewan, semua platform vaksin aman untuk ibu hamil. Untuk Pfizer dan Moderna ada tambahan dan kelebihan karena dia ada data pada ibu hamil," kata Prof. Budi dalam jumpa pers virtual pada Jumat (31/7).
Menurut Prof. Budi vaksinasi untuk ibu hamil akan diberikan Sinovac dan AstraZeneca, tergantung dari ketersediaannya.
BACA JUGA: IDI Beberkan Syarat Agar Ibu Hamil Bisa Disuntik Vaksin Covid-19
"Jenis vaksinnya bisa apa saja tapi paling banyak Sinovac. Moderna itu khusus untuk nakes dosis ketiga, itu juga kalau dia sudah dapat dua dosis Sinovac," ujar Prof. Budi.
Oleh karena itu dari POGI sudah menyiapkan form pencatatan bersama-sama Kemenkes dan BKKN akan memantau semua ibu-ibu hamil yang mendapatkan vaksinasi.
Dia berharap surat edaran vaksinasi untuk ibu hamil bisa dikeluarkan pekan depan.
Prof. Budi mengatakan vaksinasi adalah kata kunci yang sangat penting untuk mencegah kesakitan dan kematian pada ibu hamil.
"Semoga nanti petunjuk teknisnya bisa segera dikeluarkan sehingga tidak ada lagi ibu hamil masuk dalam kategori eksklusif untuk dilakukan vaksinasi," ujarnya.
Bersama Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan Kemenkes, POGI juga sudah menyelesaikan form skrining untuk ibu hamil, kartu kendali termasuk pertanyaan-pertanyaan saat pemeriksaan sebelum vaksin.
Prof. Budi menjelaskan sebelum melakukan vaksinasi, ibu hamil nantinya juga harus melakukan serangkaian skrining untuk memastikan bahwa dia tidak mengalami tanda-tanda preklamsia berat.
"Yang terakhir nanti setelah dilakukan vaksin tentu harus dilakukan pemantauan, dengan catatan bagaimana dengan perkembangan bayi selama kehamilan dan juga sampai dengan persalinan," kata Prof. Budi. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia