Vaksin Sinovac Kembali Merapat, Kali Ini 8 Juta Dosis

Sabtu, 13 November 2021 – 17:33 WIB
Vaksin Sinovac kembali merapat di Indonesia sebanyak delapan juta dosis untuk mencapai target 123 juta penduduk telah vaksinasi. Foto: Antara

jpnn.com, JAKARTA - Vaksin Sinovac kembali merapat di Indonesia sebanyak delapan juta dosis.

Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan kedatangan vaksin Sinovac dalam bentuk jadi.

BACA JUGA: Anggota Komisi VII DPR Dorong Pemerintah Fokus Produksi Vaksin Merah Putih

Adapun vaksin tahap ke-121 tiba pada Jumat (12/11) empat juta dosis dan tahap ke-122 dengan jumlah yang sama pada Sabtu ini.

"Lancarnya kedatangan vaksin membuat upaya percepatan dan perluasan program vaksinasi jadi lebih optimal," kata Nadia di Jakarta, Sabtu (13/11).

BACA JUGA: Minat Masyarakat Tinggi Cuma Stok Vaksin COVID-19 Kosong, Sabar ya

Nadia menegaskan kedatangan vaksin tersebut membuat ketersediaan vaksin Covid-19 aman. Selain itu, jumlah penduduk Indonesia yang telah divaksinasi juga terus bertambah.

"Targetnya, sampai akhir 2021, setidaknya 123 juta penduduk Indonesia telah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap," ungkap Nadia.

Menurut Nadia, vaksinasi bukan sekadar upaya melindungi diri, melainkan juga untuk melindungi keluarga dan seluruh masyarakat.

"Segera lakukan vaksinasi untuk melindungi kita dari risiko sakit berat jika terinfeksi virus COVID-19 dan juga mencegah terjadinya lonjakan kasus," ujarnya.

Lebih lanjut Nadia menuturkan Indonesia juga harus belajar dari lonjakan kasus di banyak negara di Eropa. Rusia pun, kata dia, mengalami lonjakan kasus dengan lebih dari 35 ribu kasus baru terdeteksi dalam 24 jam.

"Belajar dari situ, kami harus disiplin protokol kesehatan dan segera lakukan vaksinasi. Ketersediaan vaksin aman," tuturnya.

Nadia juga mengajak seluruh pimpinan daerah memperkuat cakupan vaksinasi, 3T (testing, tracing, dan treatment), dan penggunaan aplikasi Peduli Lindungi di berbagai tempat, seperti mal, kafe, pasar, dan tempat wisata.

"Semua pihak harus berperan dalam penegakan protokol kesehatan sebagai bentuk antisipasi penularan Covid-19," kata Nadia.

Selain itu, lebih aktif memantau parameter penanganan pandemi secara berkala, sehingga bisa bergerak cepat mengantisipasi lonjakan kasus.

Parameter yang dimaksud seperti jumlah kasus aktif, positivity rate, dan tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit atau bed occupancy ratio (BOR). (antara/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler