Valentino Rossi dan 2 Mimpi Besar yang Nyaris Mustahil

Kamis, 29 Oktober 2015 – 19:12 WIB
Valentino Rossi. Foto: AFP

jpnn.com - MILAN - Valentino Rossi hanya tertegun pada balapan MotoGP seri terakhir di Valencia musim 2011 lalu. Rossi yang saat itu membela Ducati gagal menyelesaikan balapan karena mengalami efek domino atas crash Alvaro Bautista.

Rossi pun akhirnya mengakhiri musim di posisi ketujuh tanpa satu pun kemenangan. Itulah kali pertama Rossi tak bisa memetik kemenangan sepanjang musim.

BACA JUGA: Perasaan Pellegrini Campur Aduk Usai Menang Besar

Pembalap berjuluk The Doctor itu mengusung ambisi besar pada musim kedua bersama Ducati. Tapi, ambisi Rossi ternyata luncas. Rossi hanya bisa finish di posisi kesepuluh pada seri perdana di Qatar.

Perjalanan Rossi sepanjang musim kedua bersama Ducati bak mimpi buruk. Rossi pun akhirnya hanya bisa finish di urutan keenam klasemen akhir dengan koleksi 163 poin.

BACA JUGA: Bantai Palace, Pellegrini Puji Remaja Nigeria Ini

Pembalap Italia itu ternyata tak berjodoh dengan motor Desmosedici. Padahal, Rossi sejatinya mengusung ambisi besar untuk meneguhkan namanya sebagai pembalap jempolan.

Nyatanya, setelah memetik tujuh gelar juara dunia bersama Honda dan Yamaha, nama besar penggemar Inter Milan itu langsung menguap begitu saja. Sebagai perbandingan, Rossi sukses membukukan 86 kemenangan dalam 269 seri.

BACA JUGA: Bahaya! Para Pembalap Italia Tak Bulat Mendukung Rossi

Mimpi pertama Rossi untuk menjadi pembalap sukses bersama tiga tim pabrikan gagal total. Kegagalan bersama Ducati pun masih menyisakan trauma bagi Rossi.

“Saya membutuhkan waktu untuk menjalani recovery 10 persen terakhir setelah dua musim dengan kesulitan yang besar dan motor berbeda. Itu adalah momen yang sulit,” terang Rossi di laman Crash, Juli 2015 lalu.

Rossi pun kembali ke Yamaha pada 2013 lalu. Pembalap yang identik dengan nomor 46 itu seolah mulai menemukan kehebatannya lagi. Rossi finish di posisi keempat klasemen akhir dengan koleksi 237 angka.

Rossi semakin menggila pada musim lalu. Saat itu, dia bersaing ketat dengan sang juara bertahan Marc Marquez. Sayangnya, Rossi hanya bisa duduk di urutan kedua klasemen akhir setelah tertinggal 67 poin dari Marquez.

Hasil yang terus meningkat itu membuat Rossi semakin pede menyambut musim 2015. Rossi pun mulai berani mematok target menyamai rekor Giacomo Agostini sebagai pembalap dengan gelar juara terbanyak di kelas premier.

Selama berkarier, Agostini sudah membukukan delapan trofi juara kelas premier (MotoGP dan 500cc). Artinya, Rossi hanya membutuhkan satu trofi juara dunia lagi untuk mewujudkan mimpi keduanya.

“Giacomo Agostini masih merupakan pembalap terhebat,” ujar Rossi seperti dilansir laman resminya.

Kans Rossi terbuka sangat lebar musim ini. Dia menjadi pembalap paling stabil. Hingga seri ke-17, Rossi hanya dua kali gagal melaju ke podium. Yakni di San Marino dan Australia.

Namun, ambisi Rossi menyamai rekor Agostini kini bak jauh panggang dari api. Itu terjadi setelah Rossi menendang Marquez di Malaysia lalu. Gara-gara aksinya itu, Rossi harus memulai balapan dari posisi buncit di Valencia nanti.

Bagi Rossi, itu tentu hal yang sangat menyesakkan. Sebab, saat ini dia hanya unggul tujuh poin dari Jorge Lorenzo di klasemen sementara. Dua mimpi besar Rossi (juara dunia bersama Ducati dan menyamai rekor Agostini) kini bakal sulit tercapai.

“Gelar juara dunia belum habis. Namun, hukuman itu memotong kaki saya. Semuanya kini sangat sulit,” tegas Rossi di laman Crash. (jos/jpnn)

 

 

 

 

 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sudah Baca Gaji Penggawa Barca? Nah, Ini Daftar Bayaran Pemain Madrid


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler